Ia merupakan tempat beribadah, tempat para hakim memutuskan keadilan, tempat para pejabat menyambut tamu, tempat melepas para tentara untuk berperang, tempat para pelajar mencari ilmu, dan juga sebagai perpustakaan.
Dengan demikian, bisa diketahui bahwa pada masa itu belum dikenal yang namanya sekolah atau madrasah sebagai tempat khusus untuk belajar.
Pada masa ini berkembang suatu halaqoh atau forum yang bertempat di suatu sudut (Zawiyah) tertentu dari masjid untuk mengkaji suatu bidang keilmuan tertentu.
Selain masjid rumah pejabat pun dijadikan pusat belajar. Diantaranya adalah rumah Abdurrahman bin Muljam al-Muradi, Muhammad bin Abdullah al-Barqi, Manik as-Sugra, Qadi Bakr bin Qutaibah, Abu Abdurrahman Ahmad bin Syu'aib, Ahmad bin Abdullah bin muslim Qutaibah ad-Danuri, Akhsyid, kabur, Ja'far bin al-Furat, Ali bin Muhammad, Ibnu Ahmad bin Hasan, dan Abu Ja'far bin Nugas.
Islam juga memengaruhi perkembangan seni fi Mesir sehingga muncul Islam. Ada Dua tahapan dalam perkembangan seni Islam di Mesir.
Pada masa awal Islam terdapat perpaduan antara seni koptik dan Islam. Baru pada masa Dinasti Abbasiyah mulai tampak ciri khas seni Islam. Hal tersebut terlihat pada pahatan, kaligrafi, ukiran, dan bentuk bangunan.
Bersambung.....
Kedinding Lor, Surabaya, 30 - Januari - 2024
