tegursapanews - Menurut Imam Abu Daud, riwayat Hadits yang paling Sahih adalah dari Malik, dari Nafi, dari Ibn Umar. Jika tiga nama ini didapatkan dari periwayatan Hadits maka sudah bisa dipastikan diterima.
Sayangnya, Sang Guru harus kembali ke hariban Sang Pencipta pada tahun 117 H ( beberapa ahli ada yang mengatakan 120 H).
Hasrat keilmuan Imam Malik pun membawa beliau berlabuh kepada seorang guru bernama Muhammad bin Muslim bin Ubaidullah bin Syihab untuk belajar Hadits.
Gurunya kali ini berasal dari bani Zuhrah, salah satu kabilah Quraisy, kabilah kakek Rosulullah Saw dari jalur Ibu.
Ibn Syihab adalah seorang ahli Hadits pada Zaman tersebut. Banyak Ulama yang melontarkan pujian atas kehebatannya dalam bidang ini, salah satunya al-Laits bin Saad.
Ia memuji "Aku tidak melihat seorangpun yang lebih alim melebihi dirinya (Ibn Syihab)". Termasuk kalangan Shigor at-Tabi'in, bertemu dengan para sahabat ketika masih kecil, membuat sebagaian besar ilmu yang diperoleh Sang Guru berasal dari para Kibar at-Tabi'in.
Dalam kesehariannya, para Khalifah Bani Umayyah sangat segan pada Guru Imam Malik ini. Bahkan, Sang Guru pernah diangkat menjadi Qadhi pada masa Yazid bin Abdul Malik. Keberadaan Ibn Syihab pun sangat dipuji oleh Umar bin Abdul Aziz.
Bersambung.....
Kedinding Lor, Surabaya, 16 - Januari - 2024
UNIVERSAL INSTITUTE OF PROFESSIONAL MANAGEMENT