Notification

×

Iklan

Iklan

2 (Dua) Loloan... Desa Islam Pertama di Bali Kabupaten Jembrana

| Januari 04, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-01-05T02:34:49Z
tegursapanews -  Mula-mula Islam di Bali berkembang di pesisir pantai, terutama pada masa hadirnya para saudagar dan nelayan asal Bugis/Makassar. 
Masuknya agama Islam di Loloan berawal dari wilayah Jembrana, sebuah daerah pantai yang terletak sekitar 30 Km dari pelabuhan Gilimanuk. 

Menurut I Wayan Reken (Peneliti Sejarah Bali), masuknya Islam di Jembrana terjadi dalam dua tahap. Tahap pertama saat datangnya orang-orang Bugis/Makassar pada pertengahan abad ke-17. 

Setelah Makassar kalah dari Belanda (VOC) pada tahun 1667, Belanda memberantas orang-orang Makassar yang tidak mau tunduk. 

Tetapi tidak semua berhasil diberantas, diantaranya sekelompok orang Makassar yang dipimpin oleh Daeng Nakhoda. 

Mereka melarikan diri dari kejaran Belanda dengan menggunakan perahu pinisi dan lambo (sejenis perahu layar). 

Pada tahun 1669 sebagaian orang Makassar yang melarikan diri itu mendarat di air kuning (Jembrana). 

Kemudian mereka meminta kepada penguasa setempat pada masa itu, I Gusti Arya Pancoran, agar boleh menetap di Bandar Pancoran yang bterletak di tepi sungai Ijo Gading (sekarang bekas pelabuhan lama di Loloan Barat). Daerah ini kemudian di kenal dengan nama kampung Bajo. 

Hubungan antara orang Bugis/Makassar yang dipimpin Daeng Nahkoda dan keluarga penguasa Jembrana semakin lama semakin akrab. 

Kesempatan ini digunakan oleh orang Bugis/Makassar untuk memperkenalkan agama Islam. 

Keberhasilan mereka ditandai dengan masuk Islamnya salah seorang keluarga I Gusti Arya Pancoran yang kemudian diikuti oleh beberapa penduduk lain. 

Karenanya, rombongan Daeng Nahkoda disebut sebagai tonggak pertama umat Islam di Kabupaten Jembrana. 

Bersambung... 

Penyadur: Abdul Chalim


Warkop Pak Siddiq, Raya Tambak Rejo,  Waru Sidoarjo. 

Sidoarjo: 05 - Januari - 2024

×
Berita Terbaru Update