tegursapanews - Apabila mereka sudah tamat membaca Al-Qur'an, diadakan acara khataman (Khataman Al-Qur'an). Kegiatan mengaji di rumah-rumah itu hampir sama dengan kegiatan di pondok pesantren.
Namun, jumlah murid relatif lebih sedikit dan mereka tidak diinapkan. Setelah murid-murid bisa membaca Al-Qur'an, dilanjutkan dengan pelajaran berturut-turut tentang kitab.
Masa'il al-Muhtadi (Kitab beraksara Melayu tentang persoalan Fiqih), kitab Irsyad al-Anam (tentang aspek Fiqih dalam Shalat dan keimanan kepada Allah Swt), dan Kitab adan al-Insan (tentang sopan santun dalam pergaulan).
Hingga kini di Desa Loloan terdapat beberapa pesantren, yakni sebagai berikut. (1) Pondok Pesantren Syamsul Huda yang didirikan pada tahun 1935, terletak di Loloan Barat.
Pesantren ini di pimpin oleh KH. Sayid Ali Bafaqih, ulama kelahiran Banyuwangi yang berusia sekitar 105 tahun.
Ia pernah bermukim di Makkah selama tujuh tahun dan melakukan perjalanan panjang ke semenanjung Arabia, Ya man, Kuwait, Irak, Iran, dan Mesir.
Santrinya berjumlah sekitar 500 orang yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. (2) Pondok Pesantren Daarut Taklim, terletak di Loloan Barat dan didirikan pada tahun 1940.
Pesantren ini di Asuh oleh KH. Abdurrahman (87 tahun) yang pernah belajar di Jombang, Rembang, dan pernah bermukim di Makkah. Santrinya berjumlah sekitar 200 orang yang berasal dari sekitar Bali.
Bersambung.....
Kedinding Lor Lt 2. Surabaya, 09 - Januari - 2024..
ECOSOC
U I P M