tegursapanews - Dalam acara debat cawapres pada Ahad, 21 Januari 24 yang lalu, salah satu topik yang hangat dibahas tentang masalah Lumbung Pangan Nasional (Food Estate) di Kabupaten Gunung Mas Kalimantan Tengah. Lahan yang tersedia di lokasi tersebut konon seluas 600 ha dengan tanaman Jagung dan Singkong.
Dalam hal ini, kita lalu ingat bersama Tn Abdul Chalim dan kawan yang lain pada tahun 2017 keluyuran dari kota Palangkaraya sampai ke wilayah kabupaten Gunung Mas diantarkan seorang pengusaha yang sukses asal Tandes Surabaya. Pada saat itu kita nginap semalam di kebun Kelapa Sawit yang dijadikan pos pekerja proyek pembuatan jalan darat yang berada di tengah hutan.
Pada saat ini, jumlah populasi warga negara di Kabupaten Mas tersebut sebanyak 132.000 jiwa, 70 persen dari mereka berstatus sebagai umat Kristiani. Dalam sejarah kristenisasi yang dilakukan missionaris dari German sejak tahun 1840 di wilayah Gunung Mas terhadap warga penduduk asli Etnis Dayak tercatat, bahwa warga yang berdomisili pedalaman Kalimantan Tengah tersebut menganut faham animisme dan dinamisme.
Konon pada zaman Hindia Belanda tersiar kabar sampai ke Eropa, bahwa warga asli yang berdomisli di pedalaman pulau Kalimantan yang dikenal dengan Suku Dayak hidupnya memprihatinkan dalam segala aspek. Atas info tersebut, para missionaris yang dari German bergerak cepat datang ke Pulau Borneo untuk menyampaikan berita gembira yang disebut Injil tentang beragam aspek kehidupan
Kemudian setelah Indonesia merdeka dari kekuasaan Hindia Belanda selama ratusan tahun, maka terhitung sejak masa orde baru dilakukan program transmigrasi dari pulau Jawa ke luar Jawa, seperti ke Kalimantan dan lokasi lainnya sampai ke Tanah Papua.
Warga Negara yang berstatus transmigran tersebut berstatus muslim yang pada saat ini berada di wilayah Gunung Mas, jumlahnya sekitar 25.000 orang atau 20 persen dari jumlah populasi penduduk di Kabupaten Gunung Mas Kalimantan Tengah..
Secuil kisah, ketika kita sampai di sebuah desa di pinggir sungai yang dulu sebagai sarana transportasi warga Dayak di pedalaman yang masih naik perahu sampai ke Palangkaraya menelusuri Sungai Kahayan puluhan kilometer. Pada saat itu kita mampir di sebuah warung kecil yang dijaga wanita cantik putih mulus di pinggir jalan raya untuk minum segelas kopi sambil ngobrol dengan penduduk setempat.
Pada saat itu kita sempat bertanya tentang beragam budaya Suku Dayak di Gunung Mas, seperti legendaris mistis tentang Pedang Yang Terbang Melayang. Adapun Status mereka yang berdomisli di desa tersebut adalah umat kristiani warisan teologi missionaris dari German pada masa Hindia Belanda sejak dua abad silam. Sedangkan warga yang bekerja di kebun Kelapa Sawit adalah muslim pendatang baru. Mabruk Amien
Jumat, 26 Januari 24
Sabdasheh
Oleh: Sheh Sulhawi Rubba
Di edit di Jalan Ikan Lele, Tambak rejo Indah, Waru Sidoarjo, Jumat, 26 - Januari - 2024
UNIVERSAL INSTITUTE OF PROFESSIONAL MANAGEMENT
E C O S O C