Notification

×

Iklan

Iklan

Filsafat Terima Kasih Tentang Sadakah Uang dan Pemberian Suara Ketika Pemilu

| Januari 17, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-01-18T07:57:26Z
tegursapanews - Kalau boleh bertanya kepada para budayawan seperti sahabat kita Tn Harun Muhammad di Lubuklinggau. Siapa pujangga Nasional yang merumuskan istilah TERIMA KASIH ? Istilah tersebut dalam bahasa Arab disebut Syukran Katsir dan Bahasa Inggris Thanks very much.

Kalau kita memperhatikan dalam undangan acara resepsi perkawinan yang tercetak.dan tersebar di tengah masyarakat selama ini. Semua kertas undangan terdapat di dalamnya kalimat "Mohon Doa Restu" dan kalimat singkat "Terima Kasih". Maksudnya setelah kerabat dan sahabat TERIMA undangan ini, mereka akan KASIH Sadakah Hadiah di hari H kepada yang punya hajat (Sahibul bayt).

Dalam pemilu warga negara yang punya hajat adalah parpol dan calon pejabat negara, seperti calon anggota legislatif dan tokoh eksekutif. Sedangkan jutaan warga negara di Nusawi berstatus sebagai konstituen. Mereka dapat undangan dari KPU sebagai panitia, supaya datang ke TPS untuk memilih dan mencoblos Paslon dan Caleg Parpol.

Atas dasar pengalaman kita ikut pemilu sejak tahun 1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999, 2004, 2009, 2014, 2019 sampai pemilu 2024. Sebagian kerabat dan sahabat kita berstatus Golput, atas dasar mereka itu tidak kenal dan tidak dikenal oleh tokoh yang akan dipilih di bilik TPS. Jumlah jamaah Golput tersebut jutaan orang di Nusawi.

Kemarin kita dengar dari sahabat karib, ada caleg parpol yang membidik dan menjaring jamaah Golput dalam pemilu. Mereka nawaitu sadakah Rp 250 untuk satu coblosan nama caleg kabupaten, provinsi dan pusat termasuk Paslon Capres Cawapres. 

Kasus transaksi masalah Sadakah dalam pemilu tersebut masuk dalam istilah pujangga TERIMA KASIH. Setelah warga terima uang senilai Rp 1.000,- dari fihak yang punya hajat, maka uang tersebut menjadi Halal setelah mereka coblos nama dan nomor yang tertulis di kertas suara pemilu di bilik TPS.

Dalam hal coblos mencoblos dalam setiap kali pemilu. Kita masih ingat pernyataan Tn Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden dalam Munas Golkar di Bali. Beliau sukses meraih kursi Ketua Umum Partai Golkar (2004-2009) pada saat itu tidak lepas dari Sadakah uang sekian miliar kepada para peserta Munas Golkar yang hadir dari wilayah Nusantara. 

Demikian percikan Filsafat Terima Kasih dalam budaya pemilu. Parpol dan caleg berlomba Sadakah kepada para konstituen untuk mendapatkan imbalan suara di bilik TPS di hari H. Status uangnya halal dengan syarat amanah tanpa kecurangan. Barokallah Amien.

Kamis, 18 Januari 24
Sabdasheh

Oleh: Sheh Sulhawi Rubba
Editor: Abdul Chalim
×
Berita Terbaru Update