Notification

×

Iklan

Iklan

Profil Buah Durian Masuk Dalam Relief Candi Borobudur Magelang Jawa Tengah

| Januari 06, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-01-06T15:48:01Z
tegursapanews - Alkisah 3 tahun yang lalu, kita pernah mampir di Galeri Durian di Jalan Soekarno Hatta kota Surabaya. Pada saat itu, kita menemukan buah Durian Monthong seberat 5 kg lebih yang dijual dengan harga di atas sejuta rupiah. Dalam hati kita sempat bertanya, kekira siapa yang akan menikmati buah Duren yang terbesar tersebut, kalau bukan para pejabat dan pengusaha yang sukses di kota Pahlawan.

Ketika dilihat dan dikaji dari nama sebutan buah yang disebut King of Fruit, yaitu Durian, Duren, Durio, Duriang dan Dedurian. Nama tersebut jelas bebuahan yang tumbuh subur secara alami di wilayah Asia Tenggara, yaitu Malaysia, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Ambon, Papua dan pulau lainnya di Nusantara. Status buah Durian salah satu bebuahan yang tumbuh subur di Nusantara tersebut, sudah terekam dalam relief di Candi Borobudur Magelang Jawa Tengah yang dibangun umat Budha pada abad ke 8.

Orang-orang Arab, Eropa, Rusia, China, Afrika, Amerika, Australia dan suku bangsa lainnya menyebutnya dengan Buah Durian, seperti di Thailand disebut buah Durian Monthong yang artinya Durian Bantal. Konon Duren tersebut  hadiah persahabatan dari Presiden Soekarno kepada Raja Thailand yang dibudidayakan di negeri Gajah Putih tersebut.

Terkait dengan buah Durian yang melimpah ruah di musim bebuahan. Salah satu budaya warisan dan nenek moyang sebagai bentuk kearifan lokal, yaitu upaya permentasi buah Durian yang disebut dengan istilah Tempoyak. Nama tersebut populer yang pernah terdengar di Kuala lumpur Malaysia, di Medan Sumatra, di Singkawang Kalimantan Barat. Namun, istilah tersebut tidak dikenal di Pulau Jawa termasuk di Tanah Papua.

Alkisah kita sebagai anak petani tradisional di Marga Gedung Agung Merapi Lahat Sumsel, sejak masih kecil sudah mengenal buah Duren yang jatuh dari pohonnya sebagai tanda buah tersebut sudah masak sempurna. sekarang, konon buah Durian di kampung leluhur sudah dipanen petani di atas pohon, seperti model para petani di negara Thailand. Dengan itu, buah Durian seperti kasus buah Pisang yang masak di tangan pedagang di pasar.

Alhamdulilah dalam perjalanan Cinta Tanah Air selama ini, kita pernah menikmati beragam macam rasa buah Durian di pelbagai daerah di Nusantara, seperti Durian di Medan Sumatra Utara, Lubuk Linggau Sumatra Selatan, Bandar Lampung, Banjarmasin, Ambon, Sorong Papua, Belitung, Bali, Jember, Pasuruan, Jombang dan daerah lainnya, termasuk Durian Jepara Jawa Tengah.

Sebuah catatan pada awal tahun baru ini, kita dapat paket dari kota Muara Enim Sumsel yang berisi 3 kg Tempoyak dan 3 buah Durian yang dikirim sahabat karib Pn Iin Asliemuaraenim . Sayang, buah Durian yang diterima di kota Sidoarjo Jawa Timur, buah Durian yang bukan jatuh dari pohonnya. Indikasinya, ketika dibuka dagingnya keras dan di lidah tidak ada rasanya sama sekali alias hambar. Barokallah Amien.

Sabtu, 06 Januari 24
Sabdasheh

Oleh: Sheh Sulhawi Rubba

Editor: Abdul Chalim
×
Berita Terbaru Update