Ia pun mengutus Panglima perangnya, Jauhar as-Siqilli, untuk melaksanakan ekpedisi ke Mesir. Jauhar kemudian berhasil menaklukkan Mesir dan ia pun membangun sebuah Kota baru yang di beri nama al-Qahirah atau Kairo pada tahun 969.
Kairo dibangun diatas wilayah yang tidak terlalu luas hanya sedikit di tepian sungai Nil yang subur dan di kelilingi oleh gurun.
Kota ini kini menjadi tempat tinggal dan rumah bagi sekitar 7 juta orang, dan diperkirakan jumlah penduduknya akan terus bertambah.
Pada tahun 973, Khalifah al-Mu'iz li Dinillah berhijrah ke Mesir dan menjadikan Kairo sebagai pusat pemerintahannya.
Ia kemudian membangun Masjid besar al-Azhar dari asal kata az-Zahra, nama panggilan Sayyidah Fatimah az-Zahra'.
Khalifah al-Mu'iz dan para penggantinya, seperti al-Aziz Billah (975-996) dan al-Hakim bi Amrillah (996-1021), sangat tertarik pada ilmu pengetahuan.
Peradaban kairopun berkembang pesat karenanya. Kecemerlangan Kairo bahkan mulai menyaingi Baghdad, Ibu Kota Dinasti Abbasiyah.
Khalifah al-Hakim mendirikan baitul Hikam, yang mengoleksi ribuan buku sebagaimana di Baghdad.
Bersambung.....
Kedinding Lor, Surabaya, Akhad, 11 - Februari - 2024
