tegursapanews - Para Sejarawan menjelaskan, Ibnu Tulun berperawakan tinggi dan tampan; Is juga kuat dan keras. Dia memerintah dan menciptakan stabilitas.
Namun, faktor lingkungan dan keadaan saat itu membuat Ibnu Tulun tidak lepas dari kekhilafan sehingga ia menzalimi rakyatnya sendiri. Tetapi pada akhirnya ia dengan tegar meminta maaf dan membebaskan rakyatnya.
Dikisahkan bahwa rakyat yang sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan Ibnu Tulun mengadu kepada Imam Abu Hasan Ahmad bin Bannan atau Ibnu Bannan, seorang Ulama yang dikenal berani menegakkan kebenaran dan tidak takut kepada celaan siapapun.
Ibnu Bannan bergegas menemui Ibnu Tulun yang sedang mengumpulkan menteri dan pemuka masyarakat.
Ia lalu berkata " Wahai Ibnu Tulun, bertakwalah kepada Allah Swt dan jangan menzalimi rakyat. Kelak, dihadapan Alloh Swt, kau akan bertanggung jawab atas semua perbutanmu.
Yaitu pada hari ketika harta dan anak tidak bisa memberi manfaat apa-apa, kecuali orang-orang yang menghadap Alloh Swt, dengan hati yang lurus dan bersih.
Ketahuilah orang yang mendustai rakyatnya tidak akan mencium bau Surga.
Seketika itu, suasana dicekam keheningan. Bagaimana mungkin Ibnu Bannan berani berbicara seperti itu dihadapan seorang penguasa.
Ibnu Tulun bergetar dan mukanya merah padam. Lalu dengan marah ia berkata, "Hai Abu Hassan, bagaimana kau berani melakukan hal seperti itu di depan orang banyak?
Tetapi tak apa, aku akan mengampunimu jika kamu mau meminta maaf kepadaku dihadapan orang banyak."
Ibnu Bannan menjawab, "Aku tidak melakukan dosa. Aku memberi Nasihat."
Bersambung.....
Kedinding Lor, Surabaya, Kamis - 22 - Februari - 2024
For Further Information : 0818 536 867