tegursapanews - pada Masa Kejayaannya, Ibnu Tulun berhasil memerintahkan pembuatan 100 kapal perang dan ratusan kapal kecil sehingga ia mampu menguasai lautan. Inilah salah satu pencapaian terbesar Ibnu Tulun.
Selepas melakukan pengepungan terhadap Tarsus pada 883, Ahmad bin Tulun kembali ke Mesir. Lalu pada 884, dia meninggal dan mewariskan kepemimpinannya kepada Khumarawaih, anaknya.
Sayangnya gaya kepemimpinan Ahmad bin Tulun yang kharismatik tak di jumpai kepada kepribadian anaknya.
Kematian Khumarawaih 895 M/282 H merupakan awal kemunduran dinasti ini. Persaingan yang hebat antara unsur-unsur pembesar dinasti telah memecah persatuan dinasti.
Amir yang ketiga, Abu al-Asakir bin Khumarawaih dilawan sebagian pasukannya dan dapat di singkirkan (896 M/283 H). Adiknya yang baru berusia 14 tahun Harun bin Khumarawaih diangkat sebagai Amir yang ke-4.
Akan tetapi, kelemahan sudah sedemikian rupa sehingga wilayah suriah dapat direbut oleh pasukan Qaramitah.
Amir yang ke-5, Syaiban bin Ahmad bin Tulun, hanya 12 hari saja memerintah. Ia menyerah di tangan pasukan Abbasiyah yang menyerang Mesir pada 905 M/292 H.
Dengan demikian, berakhirlah riwayat dinasti Tuluniyah, yang berakibat kembalinya kawasan Mesir dan Suriah sebagai daerah "jajahan" Dinasti Abbasiyah.
Bersambung.....
Kedinding Lor, Surabaya, Rabu 28 - Februari - 2024