1. Abdullah bin Wahab
Dilahirkan pada tahun 125 H, sesungguhnya ia adalah keturunan Barbar. Namun demikian, ia memberikan loyalitas kesukuan kepada Quraisy.
Murid ini belajar kepada Sang Imam selama dua puluh tahun. Ia pun menuntut ilmu kepada para murid Az-Zuhri, Teman-teman Imam Malik.
Dua guraunya Imam Malik bin Anas dan Imam Al-Laits bin Saad, dianggap sangat memengaruhi kehidupan Ibn Wahab.
"Jika karena Malik dan Al-Laits maka aku akan sesat," Ucap Ibn Wahab. Karena itu, ia sangat produktif dalam hal menulis.
Semasa hidup, ia telah menghasilkan lebih dari 30 judul buku. Tatkala Imam Malik meninggal, ia rujukan utama untuk mempelajari Mazhab Malik.
Imam Malikpun diriwayatkan sangat mencintai, menghormati, dan mencintainya.
Ibn Wahab banyak menyebarkan Mazhab Imam Malik di kalangan penduduk Mesir. Ia banyak meriwayatkan hadits, akan tetapi sebagai perowinya adalah orang-orang yang lemah tingkatan riwayat hadisnya.
Sungguh sangat di sayangkan, sebagaimana dikatakan Ishbigh, "Abdullah bin Wahab adalah murid Imam Malik yang paling mengetahui berbagai Sunnah dan Atsar."
"Hanya saja, ia meriwayatkan dari ordo yang lemah," Ucap Ishbigh menambahkan, bernada menyayangkan tersia-sianya potensi murid Sang Imam yang lahir pada tahun 125 H dan meninggal pada tahun 197 H pada usia 72 tahun ini.
Bersambung.....
Kedinding Lor, Surabaya, Kamis, 8 - Februari - 2024
