Notification

×

Iklan

Iklan

Eksistensi Abu Jahal dan Abu Hurairah Setiap Tahun Politik

| Februari 22, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-02-22T13:27:34Z

tegursapanews -  Pekan lalu ketika kita bersama Tn Abdul Chaliq Zen dari Kediri meluncur ke Blitar Jawa Timur, di sepanjang perjalanan kita melewati areal persawahan yang datar ribuan hektar. Ketika di dalam mobil kita sampaikan kepada para penumpang tentang kearifan lokal di Tanah Jawa yang terkait dengan masalah arah mata angin, yaitu ngalor (ke utara), ngetan (ke timur), ngidul (ke selatan) dan ngulon (ke barat).

Kearifan lokal tersebut berbeda dengan istilah di area kepulauan Maluku, Nusa Tenggara dan Tanah Papua yang pernah kita lihat, tanahnya berbukit naik turun. Disana arah mata angin disebut dengan istilah ke gunung dan ke laut. Demikian pula kearifan lokal di pulau Sumatra dan Kalimantan yang banyak aliran sungai besar dan panjang sampai ratusan kilometer. Istilah arah mata angin disebut ke hulu dan ke hilir, selain ke pucuk (darat), ke bawah (lembak) dan ke sungai (ayik).

Masalah arah mata angin yang disebut dalam kitab suci al-Quran dalam bahasa Arab, yaitu disebut Tasyrik (arah lokasi Matahari terbit) dan Magrib (arah lokasi Matahari terbenam). Masyarakat barat menyebut wilayah Arab dan sekitarnya dengan istilah Middle East (Timur Tengah), karena status Kakbah warisan Nabi Ibrahim AS adalah Pusat Bumi yang menjadi kiblat salat bagi umat Islam di seluruh dunia.

Dalam sejarah Islam tercatat nenama tokoh masyarakat yang disebut dalam kearifan lokal pada zaman Nabi Muhammad SAW, yaitu seperti sebutan Abu Bakar Siddiq, Abu Jahal, termasuk panggilan Abu Hurairah yang dikenal umat Islam sebagai perawi hadis yang sahih.


Adapun profil Abu Jahal adalah provokator anti Islam yang pintar diplomasi dan berpengaruh di tengah masyarakat Quraisy. Beliau adalah seorang dari karib kerabat Nabi Muhammad SAW sendiri yang namanya diabadikan dalam kitab suci al-Quran pada Surat Al-Lahab.

Status Abu Lahab yang wafat di medan perang melawan umat Islam di Madinah. Dia adalah sosok yang ahli menyusun kalimat dalam narasi drama yang mengandung fitnah dan hoax selama hidupnya. Dengan itu beliau disebut nabi dengan panggilan Abu Jahal (Tokoh Pembodohan Umat dan Rakyat).

Profil Tokoh Abu Jahal selalu ada di pelbagai tempat sepanjang zaman di muka bumi, dari kelas lapisan masyarakat paling bawah sampai lapisan yang teratas. Dalam dunia politik tokoh tersebut masuk dalam kelompok Provokator (Pekik Nyaring) yang berperan aktif mengajak umat dan rakyat berbuat maksiat (melanggar hukum dan etika). Adapun dalih mereka cukup rasional yaitu perjuangan (jihad) menegakkan kebenaran dan keadilan sosial.

Kemudian dalam tahun politik seperti saat ini, selama masa kampanye para Paslon Capres Cawapres di Bumi Pertiwi sudah bermunculan foto dan video yang mengandung fitnah, hasil produksi pabrik hoax di ibukota. Para petugas di pabrik hoax dan fitnah dalam politik tersebut, konon mereka itu mendapatkan fulus miliaran rupiah dari sponsor siluman via rekening bank. Dalam gelanggang politik tidak dikenal istilah makan siang gratis 

Dalam fakta sosial terungkap, bahwa selama ini jutaan orang awam yang pernah hanyut dalam arus pesan kebohongan tersebut sejak kemarin sampai harini dan besok lusa. Mereka itu dapat postingan foto dan video di WAG, yang langsung dilanjutkan ke WA para sahabat dan kerabat memasing tanpa melakukan Cek Fakta di Google lebih dulu terhadap kesahihan informasi tersebut.

Siapapun dan kapanpun dari kita semua yang pernah ikut hanyut dalam arus kebohongan selama ini. Kemudian kita ngotot bersikukuh (menakikih) pada keyakinan, bahwa yang Batil itu Haqq, seperti info tentang Presiden Jokowi Etnis China lahir di Singapura, Ijazah Palsu, Anggota PKI dan lain sebagainya.

Dalam kearifan lokal di wilayah kesultanan Palembang, mereka itu disebut Puyang Marga dengan istilah profil anak cucu yang termasuk kelompok Cicacalak, Gagabange, Gagabuyan, dan sebutan yang lainnya seperti dipanggil warga kampung dengan sebutan Pak Galib (Abu Jahal). Afwan Barokallah Amien.

Kamis, 22 Februari 24
Sabdasheh

Oleh: Sheh Sulhawi Rubba

Editor: Abdul Chalim
×
Berita Terbaru Update