tegursapanews - Alkisah ketika kita tawaf (keluyuran) di daerah Merauke Papua Selatan pada Agustus 2016, kita sempat berkunjung ke lokasi kampung para transmigran dari Jawa dalam program pemerintah yang pertama transmigrasi di Indonesia pada tahun 1977. Lokasi kampung yang kita kunjungi perkampungan Wakil Bupati Merauke Papua Selatan yang letaknya ratusan kilometer dari kota Rusa Merauke.
Pada saat itu, kita sempat bertanya kepada para karyawan di kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Merauke tentang profil para transmigran yang datang dari Jawa Timur. Kita mendapatkan jawaban dari mereka, bahwa sebagian dari mereka itu adalah Buruh Tani di kampungnya memasing seperti di Jember. Mereka tidak memiliki lahan sawah dan kebun untuk pertanian, statusnya kaum duafa.
Ketika kita masih sekolah di kota Lahat Sumsel pada tahun 1969-1974, kita baru tahu istilah buruh di Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) yang jumlahnya ribuan orang. Terdapat beberapa orang karib kerabat yang bekerja di bengkel Balay Yasa Kereta Api Lahat tersebut.
Setelah kuliah di kampus IAIN Sunan Ampel Surabaya pada tahun 1975-1982, kita kenal ribuan orang yang bekerja di puluhan pabrik industri di wilayah Rungkut Surabaya. Mereka itu menjadi anggota organisasi FBSI (Federasi Buruh Seluruh Indonesia).
Sekarang jumlah buruh tersebut, ribuan orang yang setiap pagi dari hari Senin sampai Sabtu, mereka ikut memadati jalan raya dari Sidoarjo berangkat ke tempat kerja memasing dengan naik kendaraan sepeda motor buatan Jepang merk Honda, Suzuki, Yamaha dan merk lainnya.
Pada awal Era Reformasi tahun 1998 pengurus organisasi buruh mendirikan parpol dengan nama Partai Buruh. Mereka ikut serta sebagai kontestan pemilu tahun 1999. Sekarang dalam pemilu 2024, status Partai Buruh berada dalam urutan nomor 06 di KPU sebagai kontestan pemilu.
Ketika kita melihat hasil real count KPU yang sudah mencapai 75 persen dari 823.220 TPS di seluruh tanah air. Posisi Partai Buruh berada di urutan ke 15 dari 18 parpol kontestan pemilu. Partai Buruh memperoleh suara dari konstituen sebanyak 0,6 persen. Angka yang sial tersebut sebuah indikasi, bahwa jutaan warga negara yang berstatus sebagai buruh. Mereka tidak pilih dan coblos Partai Buruh di urutan nomor 06 pada Rabu, 14 Februari 2024 pekan lalu.
Timbul pertanyaan dari netizen. Apakah ada nama caleg Partai Buruh yang akan berhasil mendapatkan kursi empuk di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota dan provinsi ? Mereka itu pasti mengeluarkan uang puluhan juta rupiah sebagai modal awal dalam status caleg sebagai Sadakah dalam politik. Wallahu aklam.
Jumat, 23 Februari 24
Sabdasheh
Oleh: Sheh Sulhawi Rubba
Editor: Abdul Chalim