Notification

×

Iklan

Iklan

Perbedaan Sikap Manusia yang Agamis, Atheis dan Agnostik di Muka Bumi

| Februari 22, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-02-22T15:34:16Z
tegursapanews -  Alkisah pekan lalu, Rabu, 14 Februari 24, kita naik ojek dari terminal Bungurasih Surabaya pada saat pulang ke rumah di Perumahan Manggalarang di tengah malam. Ongkosnya dibayar Rp 50.000,- dalam menempuh jarak sepanjang 12 km. Pada saat itu kita sambil ngobrol di sepanjang perjalanan dan sempat bertanya sudah dapat uang berapa pada harini ?

Atas pertanyaan tersebut si ojek menjawab. "Alhamdulilah bisa bawa uang ke rumah untuk keluarga Rp 200.000 setelah bekerja dari pagi." Beliau bercerita, bahwa ketika musim hujan banyak order dari konsumen dibandingkan pada saat musim kemarau. Dalam hal ini pada sisi yang lain, banyak orang yang mengeluh dan merasa dirugikan cuaca alam yang kurang bersahabat, seperti hujan turun seharian yang kadang bisa berakibat banjir bandang.

Kemudian pagi tadi kita ngobrol via WA kepada karib kerabat di beberapa tempat, antara lain Tn Harun Muhammad di Lubuklinggau, Tn Effendi Aman di Palembang, Tn Burgani Gani di Desa Gedung Agung Merapi Timur Lahat Sumsel, Tn Subardin M Nuh di kota Pagaralam dan yang lainnya termasuk mantan caleg Tn Syarifpudin Sjingkur di Kertapati Palembang.

Dalam obrolan tersebut, kita mendapatkan info tentang sikap warga negara di pelbagai tempat setelah usai pemilu pada Rabu, 14 Februari 24. Salah satu cerita, ada pengalaman pahit karib kerabat yang dihujat dengan caci maki oleh saudara sendiri, ketika beliau pilih dan coblos Capres Jokowi pada pemilu 2014 dan 2019.

Mereka yang menghujat tersebut, warga yang memilih dan mencoblos tanda gambar capres Tn Prabowo Subianto di TPS. Ketika itu gambar beliau berpasangan dengan cawapres Tn Hatta Rajasa Ketua Umum PAN yang lahir di Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan. Hal tersebut atas dasar pikiran primordialisme karib kerabat dalam pemilu pada tahun 2014.

Pada pemilu 2024 Ini ternyata warga yang dulu memuja muji Capres Tn Prabowo Subianto berubah pilihan ke Paslon lainnya. Mereka ikut hanyut dalam arus deras fitnah dan hoax yang dilakukan secara massif. Sekarang mereka itu menilai,  bahwa profil Paslon Capres Cawapres dalam pilihan pemilu pada Rabu, 14 Februari 24 berstatus sebagai santri. Kedua tokoh ini tidak seperti Tn Jokowi yang disiarkan lawan politiknya sebagai anak PKI dan berbuat zalim terhadap rakyat selama berkuasa 10 tahun.


Namun demikian, warga negara yang sering menghujat Presiden Jokowi tersebut, mereka setiap hari lewat jalan tol karya warisan tokoh nasional yang lahir di Solo Jawa Tengah pada tahun 1961. Ketika mereka itu bepergian dari Palembang ke ibukota Jakarta dengan senang hati menelusuri jalan Tol sepanjang 350 km ke pelabuhan Bakauheni Lampung yang ditempuh selama 4 jam.

Dalam hal ini berbagai sikap umat manusia di muka bumi yang merasa tidak puas terhadap pengalaman hidupnya. Kita pernah mendengat miliaran orang di muka bumi masuk dalam kelompok umat manusia yang berfaham Atheis dan Agnostik. Sikap tersebut adalah cerminan dari protes hamba terhadap eksistensi Tuhan. Berbeda dengan sikap umat yang agamis, yaitu selalu bersyukur dan bersabar dalam hidupnya. Barokallah Amien.

Kamis, 22 Februari 24
Sabdasheh
×
Berita Terbaru Update