tegursapanews - Ketika masih kuliah pada tahun 1975-1982 di kampus IAIN Sunan Ampel Surabaya, kita pernah mendengar ucapan dan membaca di mass media opini tentang Profil Presiden Indonesia yang dirumuskan NOTO NOGORO yang pernah diucapkan Pujangga Joyoboyo. Mitos tersebut bermakna Presiden Indonesia tetesan darah etnis Jawa.
Pada waktu itu sudah tercatat nama Presiden Soekarno pada era orde lama yang dilanjutkan Presiden Soeharto di era orde baru. Kedua nama Presiden tersebut berakhiran NO dan TO, sebagai ciri khas nama asli etnis Jawa. Muncul ramalan bahwa presiden yang ketiga namanya NOGORO. Ternyata dalam sejarah politik nasional tercatat nama Presiden BJ. Habibie, yang dilanjutkan Presiden Abdurrahman Wahid dan Presiden Megawati Soekarnoputri.
Ketiga presiden tersebut berkuasa selama 6 tahun (1998-2004). Dengan itu disebut pakar politik dengan istilah Presiden Transisi di awal era Reformasi. Baru pada tahun 2004 nama presiden Indonesia hasil pemilu pilihan rakyat yang LUBER JURDIL (langsung bebas rahasia jujur dan adil), yaitu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang akhiran namanya NO.
Pada saat pemilu 2009, timbul upaya untuk menggusur Mitos Noto Nogoro dari Ketua Umum Partai Golkar Tn Jusuf Kalla etnis Bugis Sulawesi Selatan yang berstatus sebagai wakil presiden. Beliau maju sebagai calon presiden yang ke-tujuh yang pada akhirnya beliau gagal masuk ke dalam istana negara.
Upaya beliau untuk menggusur Mitos di tanah Jawa tersebut terus berlanjut sampai dengan pemilu 2024. Langkah caturnya mengajukan Tn Anies Baswedan sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2016. Langkahnya sukses mengalahkan sahabat karib Presiden Jokowi yang berstatus petahana Tn Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada Pilgub tahun 2017.
Atas keberhasilan tersebut, beliau bersama Tn Surya Paloh etnis Aceh sebagai Ketua Umum Partai Nasdem mengusung Tn Anies Rasyid Baswedan yang baru saja lengser dari status sebagai Gubernur DKI Jakarta menjadi calon presiden. Dalam hal ini Partai Nasdem bentuk Koalisi Perubahan bersama Partai Demokrat dan PKS, yang kemudian Partai Demokrat diganti PKB yang dipimpin Tn Muhaimin Iskandar kelahiran Jombang Jawa Timur.
Pada saat itu atas dasar pada Mitos di tengah masyarakat Jawa tentang rumusan NOTO NOGORO. Sebagian pengamat politik nasional sudah memprediksi, bahwa cecita Tn Jusuf Kalla akan gagal, karena Profil Tn Anies Rasyid Baswedan etnis Arab Yaman yang lahir di Yogyakarta.
Pada hari ini, berdasarkan pada quick count lembaga survei nasional yang meraih suara lebih dari 50 persen dari hasil pemilu pada Rabu, 14 Februari 24 yaitu capres Tn Prabowo Subianto yang tetesan darah Jawa campuran Manado Sulawesi Utara, mirip dengan Profil Presiden BJ Habibie tetesan darah Jawa campuran Gorontalo Sulawesi Utara.
Tampaknya status etnis non Jawa sampai hari ini baru berhasil pada posisi sebagai wakil presiden, seperti nama Tn Mohammad Hatta (etnis Minang), Tn Adam Malik (etnis Batak), Tn BJ Habibie (etnis Gorontalo), Tn Hamzah Haz (etnis Banjar) dan Tn Jusuf Kalla (etnis Bugis). Wallahu aklam
Jumat, 16 Februari 24
Sabdasheh
Oleh: Sheh Sulhawi Rubba
Editor: Abdul Chalim