tegursapanews - Dalam buku kita, setebal 808 halaman yang berjudul "Profil Marga Gedung Agung Merapi Lahat Miniatur Kesultanan Palembang" termuat cuilan legenda tentang Pepuyangan di wilayah Sumatera Selatan. Salah satu dari sekian nama Puyang legendaris yang menjadi cerita rakyat sampai saat ini yaitu Puyang Pekik Nyaring.
Alkisah atas rasa ingin tahu tentang kisah heroik Puyang Pekik Nyaring. Pada Ahad, 23 Januari 2022, kita berziarah ke makamnya di Muara Sungai Lematang di Sungai Rotan Muara Enim bersama karib kerabat seperti Tn Ropison S . Kita berangkat pagi hari dari dusun Simpang Agung Merapi Timur menempuh perjalanan yang jaraknya ratusan kilometer, kita kembali pulang ke Lahat di malam hari.
Setelah sampai di lokasi makam Puyang Pekik Nyaring, kita sempat ngobrol dengan juru kunci makam tersebut yang berasal dari Sekayu. Pada saat itu kita dapat informasi, bahwa profil Puyang Pekik Nyaring tersebut etnis Banten yang konon lahir di Gumay Talang Lahat pada zaman kolonial Belanda.
Dalam cerita rakyat, beliau adalah orang sakti yang punya ilmu siluman ketika berhadapan dengan musuh. Beliau bertualang di sepanjang aliran sungai Lematang dan bersikap antipati terhadap kolonial Belanda. Salah satu taktik yang dilakukan Belanda untuk menangkap beliau yang bergrilia di tengah masyarakat. Beliau dipancing dengan tawaran seorang noni Belanda yang cantik dan berhasil. Atas dasar informasi istrinya tersebut, beliau baru bisa diamankan oleh kolonial Belanda.
Adapun istilah yang disandangkan kepada tokoh masyarakat yang anti kolonial Belanda tersebut dalam cerita rakyat di Sumatra Selatan dengan sebutan Puyang Pekik Nyaring oleh Pujangga. Pada saat ini, istilah yang populer dalam dunia politik, disebut dengan tokoh provokator oposan bagi fihak pemerintah.
Selama ini tercatat ratusan tokoh nasional yang antipati terhadap pemerintah Indonesia yang disebut tokoh oposan dalam dunia politik. Pada zaman orde lama tercatat nenama tokoh Partai Masyumi yang ditangkap pemerintah, antara lain Tn Mohammad Natsir dkk.
Profil oposan terhadap pemerintah yang sah terus berlanjut sampai sekarang ini di era reformasi, seperti oposan terhadap Presiden Jokowi. Parpol yang masuk dalam oposan tersebut antara lain PKS dan Partai Demokrat yang tidak dapat jatah kursi menteri di kabinet Indonesia Maju.
Pada tahun politik sekarang, parpol oposan membentuk Koalisi Perubahan yang diawali Partai Nasdem dengan mengajak PKS (Partai Keadilan Sejahtera) dan Partai Demokrat untuk mengusung calon presiden Tn Anies Rasyid Baswedan mantan Gubernur DKI Jakarta.
Konon Tim Sukses Koalisi Perubahan tersebut menyebarkan informasi yang negatif terhadap segala kebijakan Presiden Jokowi melalui berbagai media di ranah publik, termasuk Isyu Proyek IKN Nusantara di Penajam Paser Utara Kalimantan Timur yang akan dijadikan lokasi perayaan Tahun Baru Kemerdekaan RI ke 80 pada tanggal 17 Agustus 2024.
Selama masa kampanye sampai saat pemilu berlangsung, kita sering mendapatkan info melalui WA yang berbentuk video dan foto yang isinya hoax dan fitnah setelah kita lihat di Cek Fakta melalui Mbah Google. Hal tersebut boleh saja dilakukan dalam dunia politik di negara demokrasi yang disebut dalam kajian ilmu politik, bahwa arena politik itu kotor dan sarat dengan berbagai perilaku Tipu Muslihat. Wallahu aklam
Senin, 19 Februari 24
Sabdasheh
Oleh: Sheh Sulhawi Rubba
Editor: Abdul Chalim