tegursapanews - Daya berpikir yang ada dalam diri manusia dan merupakan salah satu daya dari jiwa serta mengandung arti berpikir, memahami, dan mengerti.
Kata akal berasal dari Bahasa Arab, kata asalnya aqala yang berarti mengikat dan menahan. Pada zaman Jahiliah orang yang berakal ('aqil) adalah orang-orang yang dapat menahan amarahnya dan mengendalikan hawa nafsunya.
Sehingga karenanya dapat mengambil sikap dan tindakan yang bijaksana dalam menghadapi segala persoalan yang ia hadapi.
Kata akal sebagai masdar (kata benda) dari 'aqala tidak didapati dalam al-Qur'an, namun bentukan kata dari akal tersebut terdapat dalam bentuk fi'l mudari (kata kerja) sebanyak 49 buah dan bersebar di berbagai surah dalam al-Qur'an.
Kata-kata itu, misalnya, adalah ta'qilun dalam surah al-Baqarah ayat 49, ya'qilun dalam Surah al-Furqan ayat 44 dan surah yasin ayat 68 , na'qilu dalam surah al-Mulk ayat 10, ya'qilun dalam surah al-ankabut ayat 43, dan aqaluhu dalam surah al-Baqarah ayat 75.
Dari banyaknya penggunaan kata-kata yang seasal dengan kata akal, dipahami bahwa al-Qur'an sangat menghargai akal; dan bahkan Kitab Syar'i (Kitab Hukum [Allah]) hanya ditujukan kepada orang-orang yang berakal.
Banyak sekali ayat-ayat yang mendorong manusia untuk mempergunakan akalnya. Hadits-hadits Nabi Saw juga banyak sekali yang menunjukkan tingginya posisi akal dalam Syariat Islam.
Bersambung.....
Sumber: Ensiklopedi Islam Ichtiar Baru Van Hoeve.
Foto: Nu Lampung
Penyadur: Abdul Chalim
Kedinding Lor Surabaya, Sabtu -16 -Maret - 2024
For further information call: 0818 536 867