tegursapanews - Obsesi menguasai kebahasaan tergoyahkan ketika sang Imam bertemu dengan Muslim bin Khalid Az-Zanjy, seorang Mufti Mekka.
Menurut cerita sang Imam, pada suatu hari beliau pergi ke pedalaman untuk belajar Nahu dan bahasa.
Di sana, Imam Syafii bertemu Muslim bin Khalid Az-Zanjy. Setelah menghampiri sang Imam, ia berkata, "Wahai anak muda, dari mana dirimu berasal?"
Beliau menjawab, "Dari penduduk Makkah."
'Di mana rumahmu? "
Di wilayah Al-Khaif," Sang Imam menjawab.
"Dari kabilah mana dirimu berasal?"
"Dari kabilah Abdul Manaf," Jawab sang Imam lagi.
'Bagus..., bagus... Allah Swt telah memuliakanmu di dunia dan akhirat. Apakah dirimu tidak ingin menempatkan pemahaman mu dalam bidang fiqih? Karena itu lebih baik bagimu."
Setelah berpikir beberapa waktu, sang Imam memutuskan beralih ke bidang fiqih tanpa meninggalkan bidang bahasa begitu saja.
Beliau tetap rajin menjelajahi pedalaman Arab untuk menjalani kebahasaan.
Muslim bin Khalid lalu menjadi guru fiqih pertama sang Imam dan mengizinkan beliau untuk berfatwa ketika berusia lima belas tahun.
Sufyan bin Uyainah - guru sang Imam terdahulu - pun turut bangga atas kehebatan anak didiknya hingga suatu kali pernah diriwayatkan bahwa jikalau ada orang menanyakan tafsir atau fatwa kepadanya maka ia berkata "Tanyalah kepada anak ini."
Bersambung.....
Fakultas dakwah dan komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya, Rabu - 27 - Maret - 2024
For further information call: 081 333 999 867