tegursapanews - Nuruddin wafat pada 1174. Kepemimpinan pasukan Islam kemudian dipegang oleh Salahuddin. Ia dengan gagah perkasa meneruskan perjuangan Nuruddin melawan tentara Salib pada tahun 1180.
Aakhirnya, pasukan Salib tidak mampu menghadapi pasukan Islam. Mereka kemudian terpaksa mengajukan permintaan damai.
Dengan adanya permintaan damai itu, Salahuddin menghentikan peperangan. Namun pada tahun 1186, tentara Salib menghianati perjanjian dengan menyerang Umat Islam yang akan menunaikan haji. Maka pertempuran kembali berkobar.
Perang pada 4 Juli 1187 merupakan perang paling Dahsyat dan paling berdarah dalam sejarah perang Salib, yaitu perang Tanduk Hittin.
Medan perang itu di sebut Hittin karena adanya dua buah pular karang yang menjulang setinggi kurang lebih 30 meter di atas padang belukar lereng-lereng lemba Tiberius di Laut Galilee.
Di medan inilah Salahuddin menggelar 12. 000 orang kesatrianya dan sejumlah yang sama lagi pasukan dari kafilah logistiknya di Tiberius.
Pihak ordo Templar dan Hostipaler pasukan Salib mengerahkan pasukan apa saja yang dapat mereka rekrut, terdiri dari 20.000 orang infanteri dan kurang lebih 1.000 orang kesatria berkuda.
Bala pasukan Salib ini merupakan hasil pengumpulan segenap pasukan yang ada di kota-kota, membuat Yerusalem kosong dari pertahanan.
Bersambung.....
Rungkut Kidul Zamhuri 17 Surabaya 20 - Maret - 2024
For further information call: 0818 536 867