Suatu riwayat menyebutkan bahwa pada mulanya dang ayah menetap di Madinah. Namun karena sesuatu hal yang karena tidak sesuai dengan hati nurani, ia pun memutuskan untuk hijrah ke 'Asqalan, sebuah negeri di Palestina, tempat asal Syeikhul Islam Ibn Hajar Al-Asqalany.
Sementara itu, ibu imam Syafii berasal dari suku Al-Azd. Beberapa ahli sejarah menyatakannya sebagai keturunan Ali bin Abi Thalib karena ketika dirunut berdasarkan garis ibu akan ditemukan nama Muhammad binti Fatimah bin Abdullah bin al-Hasan bin al-Husein bin Ali bin Abi Thalib.
Oleh sebab itu, suatu kali ketika ibu Sang Imam ingin tinggal di Mesir, banyak orang menawarkan tempat tinggal kepadanya.
Akhirnya ia tinggal bersama bibi-bibinya dari kabilah Al-Azd. Ibu imam Syafii adalah seorang yang zuhud, ahli ibadah, sekaligus cerdas.
Ini mungkin disebabkan oleh empat orang kakeknya yang pernah menjadi sahabat Rasulullah Swt., yaitu Abdun Yazid Ubaid, as-Saib bin Ubaid, dan Syafi' bin as-Saib (diriwayatkan memiliki kemiripan wajah dengan Rasulullah)
Saat Usia Sang Imam menginjak dua tahun, beliau dibawah oleh orang tua ke Mekkah. Sebagaimana perkataan beliau, "Aku lahir di Gaza pada tahun 150 H dan dibawah ke Makkah ketika berusia dua tahun." Sejak saat itu, Sang Imam tinggal di daerah Al-Khaif bersama orang tua beliau.
Bersambung....
Masjid "Ar-Rabithah" Tambak Wedi Lebar Surabaya, Senen - 18 - Maret - 2024
For further information call: 0818 536 867
