tegursapanews - Para teolog juga membahas kedudukan akal sebagai daya berpikir yang terdapat dalam diri manusia.
Pembahasan mereka berkisar sekitar apakah akal mampu untuk mengetahui Tuhan, berterima kasih kepada Tuhan, mengetahui baik dan buruk, serta kewajiban melakukan yang baik dan menjauhi yang buruk.
Dalam keempat permasalahan inilah terjadi pembahasan dan polemik yang panjang dan membawa implikasi yang jauh dalam posisi akal menurut pandangan masing-masing.
Kaum Muktazilah beranggapan bahwa akal cukup mampu untuk mengetahui dan melaksanakan keempat hal diatas, sekalipun wahyu belum turun untuk menuntun manusia.
Berdasarkan pendapat ini, mereka digelari sebagai kaum rasionalis Islam.
Golongan Asy'Ariyah menyatakan bahwa dari keempat masalah tersebut manusia hanya mampu mengetahui Tuhan melalui akalnya sebelum datangnya wahyu.
Sedangkan tiga masalah lainnya tidak dapat dicapai oleh akal. Kaum Maturidiah nampaknya terpecah dua dalam menghadapi keempat permasalahan diatas.
Maturidiah Samarkand, yang dimotori oleh Abu Mansur Muhammad al-Maturidi sendiri, mengatakan bahwa tiga dari masalah tersebut dapat di capai oleh akal, yaitu mengetahui Tuhan, kewajiban berterimakasih kepada Tuhan, dan mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk.
Kewajiban melakukan yang baik, dan meniggalkan yang buruk hanya dapat dicapai melalui wahyu.
Adapun kaum Maturidiah Bukhara, yang dimotori oleh Imam Ali Muhammad al-Bazdawi, mengatakan bahwa yang dapat dicapai akal tersebut hanya dua, yaitu mengetahui Tuhan, mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk;
Sedangkan untuk mengetahui kewajiban-kewajiban yang dua lagi harus melalui wahyu, bukan dengan akal.
Bersambung.....
Kedinding Lor Surabaya, Jumat -22 - Maret - 2024
For further information call: 0818 536 867