tegursapanews - Sultan Salahuddin mengikuti Mazhab Asy-Syafii, yang tidak membolehkan adanya dia khutbah dan Shalat Jumat di dua Masjid pada satu kota.
Akibatnya, shalat jumat di Masjid al-Azhar ditiadakan karena sudah diadakan di Jami al-Anwar. Sejak itu Masjid al-Azhar tidak dipakai untuk shalat jumat lagi kurang lebih seratus tahun.
Dan baru digunakan kembali pada masa Sultan az-Zahir Baibars dari Dinasti Mamluk. Sejak saat itu, Jami al-Azhar berangsur-angsur menjadi pusat kajian keilmuan dunia.
Ada dua hal yang menjadikan Jami al-Azhar menjadi pusat keilmuan utama saat itu. Pertama ekpansi yang dilakukan pasukan tatar terhadap Baghdad, ibu kota Abbasiyah.
Ekspansi ini menyebabkan pusat kekhalifahan pindah ke Mesir, dari tahun 660 H hingga tahun 923 H, bertepatan dengan awal munculnya Turki Utsmani.
Akibat serangan Tatar, banyak Ulama Muslim dari Timur berhijrah ke Mesir karena Mesir berhasil mengalahkan Tatar dalam peperangan Ain Jalut yang di pimpin oleh Raja Mesir, Sultan Saifuddin al-Muzaffar Quiz.
Kedua orang-orang Islam di Andalusia di tindas oleh orang-orang Eropa sehingga banyak Ulama di barat berhijrah ke Kairo.
Bersambung.....
Rungkut Kidul Zamhuri 17 Surabaya, Kamis - 4 - April - 2024
For further information call 081 333 999 867