tegursapanews - Dua hal inilah yang menyebabkan al-Azhar menjadi menara keilmuan dunia Islam saat itu. Di samping ilmu agama dan bahasa, dipelajari juga ilmu-ilmu eksakta, Seperti matematika, astronomi, kimia, kedokteran, logika, dan sejarah.
Di antara ulama-ulama terkenal yang mengajar di al-Azhar adalah Ibnu Khaldun, Ibnu Hajar al-Asqalani, And al- Wahhab asy-Sya'rani, Kamaluddin ad-damiri, al-Farisi, Jalaluddin as-Suyuti, al-Aini, al-Khawi, And al-Latif al-Baghdadi, Ibnu Khaliqan, dan al-Maqrizi.
Pada masa inilah, abad ke- 5 M/ke-9 H, puncak keemasan al-Azhar.
Pada masa mamluk, di Jami al-Azhar sudah di kenal rumah, tempat bermukim bagi orang-orang dari daerah - daerah yang jauh.
Namun, ruwaq pada masa mamluk tidak sebanyak pada masa turki Utsmani, yang berjumlah 37 ruwaq.
Pada waktu itu sudah ada juga ruwaq Jawa, tempat bermukim orang-orang dari Indonesia dan sekitarnya.
Para Khalifah jauh-jauh hari sudah menyadari bahwa kelanjutan al-Azhar tidak bisa lepas dari segi pendanaan.
Oleh karena itu, setiap khalifah memberikan harta wakaf, baik dari kantong sendiri maupun kas Negara, untuk pendanaan al-Azhar.
Pelopor wakaf bagi al-Azhar adalah Khalifah al-Hakim bin Amrillah. Berkat kepeloporannya, para Khalifah berikutnya dan orang-orang kaya di seluruh dunia Islam ikut mewakafkan hartanya untuk al-Azhar.
Harta wakaf al-Azhar kabarnya pernah mencapai sepertiga dari kekayaan Mesir. Dari wakaf inilah roda perjalanan al-Azhar bisa terus berputar hingga hari ini.
Termasuk untuk memberikan beasiswa, asrama, dan biaya pengiriman utusan al-Azhar keberbagai penjuru dunia.
Bersambung.....
Kedinding Lor Surabaya, Sabtu - 6 April - 2024
For further information call: 081 333 999 867