tegursapanews - Sejak awal abad ke-19, sistem pendidikan Barat mulai diterapkan di sekolah-sekolah Mesir. Sementara al-Azhar masih saja mempergunakan sistem tradisional. Dari sini muncul suara pembaruan.
Di antara perubahan yang menonjol di al-Azhar. Ketika Muhammad Abduh mengusulkan Muqaddimah karya Ibn Khaldun untuk menjadi materi perkuliahan di al-Azhar, ia di tolak oleh Syekh Muhammad al-Anbani, imam Akbar al-Azhar saat itu.
Usaha memasukkan materi-materi pengetahuan umum di al-Azhar baru berhasil pada tahun 1895. Bermula hanya mencakup 11 cabang ilmu dan kemudian berkembang menjadi 26 cabang, namun itu hanya meliputi beberapa cabang ilmu pengetahuan umum saja, seperti aljabar, ilmu hitung, dan dasar-dasar teknik.
Diantara perubahan yang menonjol di al-Azhar adalah dicantumkannya sistem ujian untuk mendapatkan ijazah al-alimiyyah (kesarjanaan) sejak Februari 1872.
Kemudian pada tahun 1896 dibentuk idarah al-Azhar (Dewan administrasi). Usaha pertama dari Dewan ini adalah mengeluarkan peraturan yang membagi masa belajar di al-Azhar menjadi dua periode: pendidikan dasar 8 tahun serta pendidikan menengah dan tinggi selama 12 tahun.
Kurikulum al-Azhar pun ikut di klasifikasikan menjadi dua kelas, yaitu al-Ulum al-manqulah (bidang studi agama) dan al-Ulum al-maqulah (bidang studi umum).
Bersambung.....
Dusun Ngeledok, Desa Tulung, Kecamatan Kawedanan Magetan, Rabu - 10 - April - 2024
For further information call: 081 333 999 867