tegursapanews.com - Setelah tentara Perancis meninggalkan Mesir pada tahun 1801, terjadi kekosongan politik di negara tersebut.
Muhammad Ali menilai hal tersebut sebagai satu kesempatan untuk mengambil alih kekuasaan.
Situasi fakum ini memunculkan tiga kekuatan yang bertujuan ingin mengambil kekuasaan pula.
Mereka adalah Khursyid Pasya dari Istambul kaum Mamluk yang menginginkan kembali kekuasaannya yay lepas setelah kedatangan Perancis, dan Muhammad 'Ali.
Awalnya Muhammad Ali belum terang-terangan menunjukkan niatnya itu. Dirinya menyadari, agar bisa mewujudkan harapan, hal pertama yang perlu di lakukan adalah mendapatkan dukungan rakyat.
Ia pun lantas mengambil sikap mengadu domba dia kekuatan lain.
Lama kelamaan, simpati dari rakyat Mesir yang sudah benci terhadap kaum Mamluk diperoleh nya.
Sedangkan pada kesempatan yang sama, tentara Turky dibawah pimpinan Khursyid Pasya ternyata sebagian besar berasal dari Albania.
Ini membuat simpati rakyat kepada Turki berkurang.
Dengan kelemahan yang ada pada pesaingnya itu, Muhammad Ali mempunyai kedudukan lebih kuat guna merebut kekuasaan.
Barulah setelah situasi politik kian mendukungnya, segera saja dia menghancurkan kekuasaan Mamluk dan Khursyid Pasya.
Pasukan Turki pun dipaksa kembali ke Istambul. Tahun 1805, sebagaimana di sebutkan dalam buku Ensiklopedi Islam, Istambul mengangkatnya sebagai Pasya (Gubernur) Mesir. Pemerintahannya berjalan dengan keras.
Bersambung.....
Kedinding Lor Surabaya. Senen - 22 - April - 2024
Abdul Chalim CEO tegursapanews.com, Sponsorship Universal Institute of Professional Management (UIPM)
For further information call: 081 333 999 867