tegursapanews - Pada tahun 195 H, sang Imam kembali ke Irak untuk berbagai misi mulia yang berkaitan dengan pengembangan ilmu beliau.
Kali ini, selama dua tahun sang Imam yang namanya sudah di kenal luas di kalangan penduduk Irak akan berada di sana.
Ternyata para Ulama besar Irak seperti Imam Ahmad dan Ischaq bin Rahawaih telah terlebih dahulu menyebarkan Mazhab sang Imam di sana.
Tidak heran jika nama Imam Syafii telah dikenal luas di kalangan penduduk Irak. Perjalanan kali ini pun bukan dalam rangka menuntut ilmu dari para ahli fiqih Irak seperti sebelumnya.
Sang Imam kali ini justru ingin menyampaikan Ijtihad dan metode Istinbath beliau kepada para Ulama dan penuntut ilmu yang ada di Irak.
Tidak diragukan lagi, beliau berhadapan dengan berbagai pertanyaan dan perdebatan. Kitab Al-Hujjah pun muncul sebagai salah satu buah perjalanan sang Imam, berisi Ushul dan furuk yang ada didalam Mazhab Qadim.
Nama Mazhab fiqih sang Imam di Irak serta berbagai dialog yang terjadi dikalangan ahli fiqih.
Dua orang murid beliau yang berhasil menjadi Mujtahid Mutlaq di Irak, Ahmad bin Hanbal dan Ahmad bin Tsaur, membuat sang Imam merasa buah perjalanan beliau kali ini bertambah.
Bersambung.....
Madjid Ar-Rabithah, Tambak Wedi Lebar Surabaya, Rabu - 3 - April - 2024
For further information call: 0818 536 867