tegursapanews - Setelah dua tahun berasa di Irak, beliau kembali ke Mekkah dan menyebarkan Mazhab di kalangan Ulama dan para penuntut ilmu.
Namun satu tahun kemudian, tepatnya pada tahun 198 H, sang Imam kembali lagi ke Irak dan menetap di sana selama delapan bulan.
Kali ini beliau hanya menemui para murid untuk mengajarkan ushul dan fiqih Mazhab Syafii.
Pada tahun 199 H, beliau di minta oleh al-Abbas bin Abdullah bin al-Abbas bin Musa bin Abdullah bin Abbas untuk menemaninya ke Mesir.
Al-Abbas akan dijadikan wakil bagi ayahnya. Begitu tiba di sana, beliau sementara tinggal bersama kabilah dari suku Al-Azd.
Namun tidak berselang lama, Abdullah bin Abdul Hakam mengajak sang Imam untuk tinggal di rumahnya.
Di sana, beliau kembali merevisi kitab Ar-Risalah sehingga muncul revisi baru yang lebih lengkap dan kuat pendalillnya.
Sang Imam juga mengkaji ulang kitab Al-Hujjah yang di tulis di Irak. Ternyata banyak pendapat yang di ubah oleh beliau sehingga kitab tersebut berubah judul menjadi al-Umm.
Berubahnya pikiran dan pendapat tentunya bukan sebuah aib bagi Ulama. Sebab, tujuan utama adalah kebenaran, bukan sekedar main-main.
Ilmu itupun akan semakin matang seiring bertambahnya pengalaman dan jauhnya perjalanan seorang ulama.
Toh, kitab inipun akhirnya berhasil menjadi rujukan utama dalam Mazhab Syafii.
Bersambung.....
Kedinding Lor Surabaya, Sabtu - 6 April - 2024
For further information call: 081 333 999 867