tegursapanews - Bagi orang awam sulit untuk menerima paham-paham Muktazila yang rasional dan filosofis. Oleh karena itu, mereka menginginkan ajaran-ajaran yang sifatnya sederhana yang sejalan dengan sunnah Nabi Saw dan tradisi para sahabat, sedangkan Muktazila tidak banyak berpegang pada Sunah Nabi Saw.
Dalam keadaan yang demikian, muncullah Abu Hasan al-Asy'ary dengan paham teologi baru yang berusaha menampung aspirasi rakyat dengan berpegang teguh pada sunah Nabi Saw serta tradisi para sahabatnya.
Aliran teologi baru ini kemudian dikenal dengan nama Asy'ariyah atau al-Asya'irah. Paham-paham yang dikembangkan oleh al-Asy'ari ini banyak yang berbeda dengan paham-paham yang disebarkan oleh Muktazilah, sekalipun al-Asy'ari sendiri semula merupakan salah seorang yang berpaham Muktazilah.
Selain itu, dalam rangka melawan paham-paham Muktazilah muncul suatu aliran teologi baru di Samarkand yang didirikan oleh Abu Mansur Muhammad al-Naturidi (w.944).
Kemudian aliran teologi ini dikenal dengan nama teologi Maturudiah. Di Bukhara aliran Maturudiah didirikan dan dikembangkan oleh Ali Muhammad al-Bazdawi.
Namun, antara kedua aliran teologi Maturidiah tersebut ada perbedaan dalam beberapa paham. Aliran Maturidiah Samarkand agak liberal dan lebih dekat pada Muktazilah.
Adapun Maturidiah Bukhara bersifat tradisional dan lebih dekat pada paham teologi Asy'ariyah.
Kedua aliran teologi ini kemudian dikenal dengan golongan ahlusunah waljamaah.
Teologi Asy'ariyah dianut oleh Imam Malik Imam Syafii, serta Ahmad bin Hanbal, dan para pengikut mereka. Adapun teologi Maturidiah banyak dianut oleh para pengikut Imam Hanafi di Irak.
Bersambung.....
Rungkut Kidul Zamhuri 17 Surabaya, Kamis - 4 - April - 2024
For further information call : 0818 536 867