tegursapanews.com - Sungai terpanjang dan terbesar di Kalimantan disebut Sungai Kapuas (1086 km) melewati kota Pontianak ibukota Kalimantan Barat. Sedangkan di Sumatra Sungai Batanghari (775 km) yang melewati kota Jambi. Selain itu, nama sungai terpanjang di pulau Jawa disebut Bengawan Solo (548 km) yang melewati kota Bojonegoro Jatim yang mengalir ke laut Jawa.
Kemudian salah satu Sungai dari 9 Batanghari Sembilan di wilayah Sumatra Selatan yang airnya bersumber dari Gunung Dempo di Pagar Alam mengalir ke Sungai Musi disebut Sungai Lematang (244 km). Ketika disebut orang Arab bunyinya menjadi Sungai al-Matanji seperti nama kota Palimbanji.
Dalam perjalanan waktu hingga saat ini status sungai al-Matanji sudah banyak perubahan, misalnya dalam hal kejernihan air, kedalaman sungai dan kelebarannya. Tanah di pinggir sungai al-Matanji yang dijadikan lahan buat perkebunan oleh warga kampung, tanahnya di pinggir sungai longsor setiap musim hujan.
Kekayaan alam yang berada di perut al-Matanji seperti batu koral dan pasir dikeruk terus menerus oleh para pengusaha tambang untuk bahan baku infrastruktur, seperti buat pondasi jalan raya dari kota Muara Enim ke kota Lahat sepanjang 44 km, selain rel kereta api.
Dengan itu otomatis sungai al-Matanji menjadi dangkal, yang dampaknya populasi jenis ikan berkurang, seperti Ikan Belide yang jadi bahan Kerupuk Komplang Palembang sudah sulit didapatkan oleh warga kampung di pinggir sungai. Itulah percikan kerusakan lingkungan hidup dampak negatif dari pembangunan.
Ketika kekayaan perut bumi di sepanjang sungai al-Matanji dikeruk terus menerus oleh para pengusaha tambang Batu Bara. Kita tidak bisa membayangkan profil sungai al-Matanji setelah Indonesia Emas (1945-2045). Mungkin airnya akan berubah warna hitam seperti kopi Semende yang senasib dengan sungai Citarum dan Ciliwung di Jawa Barat pada saat ini. Wallahu aklam.
Jumat, 19, April 24
10 Syawal 1445 H
Sabdasheh