tegursapanews.Com - Di sinilah untuk pertama kalinya terjadi penerjemahan buku-buku kragamaan, semisal kitab Taurat dari bahasa Yahudi Kuno ke bahasa Yunani pada abad ke-3 SM. Kemudian gerakan penerjemahan buku-buku itu semakin berkembang hingga ke berbagai bahasa dunia.
Buku-bukunyapun beragam, dari bidang filsafat, sosiologi ilmu Falak, hingga olahraga.
Kehadiran para ilmuwan itu sangat besar artinya bagi perkembangan Perpustakaan. Hingga awal abad pertama Masehi, ada sekitar 900 ribu naskah manuskrip Kuno tersimpan di sini.
Akan tetapi, pada tahun 48 SM, terjadi peperangan antara Mesir yang di pimpin oleh Ratu Cleopatra dengan tentara Romawi yang di pimpin oleh Julius Caesar.
Peperangan yang kemudian di kenal dengan sebutan perang Iskandaria ini menyebabkan Perpustakaan terbakar, sehingga 400 ribu koleksinya musnah.
Tiga abad kemudian, umat Kristiani datang untuk menaklukkan Mesir yang sebenernya telah jatuh ke pihak Romawi, hingga kemudian agama Kristen menjadi agama resmi di Kekaisaran Romawi.
Kemudian pada tahun 391 M, The odesius, kaisar Romawi saat itu, memerintahkan penghancuran rumah-rumah ibadah di Iskandaria yang didalamnya terdapat patung-patung berhala.
Perpustakaan Iskandaria tak luput menjadi sasaran karena dianggap menyimpan patung-patung sembahan. Untuk kedua kalinya, perpustakaan terbakar hingga isinya musnah sama sekali.
Pada tahun 415, seorang perempuan ahli matematika yang bernama Hebasiyyah, putri seorang ahli falak yang menjadi tokoh pengurus perpustakaan, mati terbunuh.
Kematiannya kemudian dianggap sebagai akhir kejayaan ilmu pengetahuan dan perpustakaan di kota Iskandaria.
Bersambung.....
Kedinding Lor Surabaya. Jumat - 31 - Mei - 2024
For further information call: 081 333 999 866
