Notification

×

Iklan

Iklan

Status Budha Sidharta Gautama Profil Nabi Dzulkifli

| Mei 21, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-05-21T12:16:12Z
tegursapanews -  Alkisah pada November 2018, kita ikut acara seminar internasional di Pekanbaru Riau yang dilaksanakan oleh UIN Sultan Syarif Kasim. Setelah itu kita terbang ke Jambi untuk melihat lokasi bekas Pondok Pesantren Agama Budha pada zaman Kerajaan Sriwijaya di Muara Candi yang terletak di pinggir Sungai Batanghari. Konon luas arealnya sekitar 3.981 hektar yang sekarang menjadi Kawasan Cagar Budaya  Nasional (KCBN) di Jambi.

Pada saat berdirinya kerajaan Sriwijaya pada abad ke 7 di Sumatra Selatan sebagai sentra pendidikan agama Budha khusus para Bhiksu se-Asia yang pusatnya di Palembang. Sebelum itu di jazirah Arab lahir seorang Rasul Global di kota Makkah yang bernama Muhammad bin Abdullah pada 571 Masehi. Sekarang tercatat 88 persen penduduk Indonesia yang berstatus sebagai pengikut Nabi Muhammad SAW.

Sejarah tersebut menunjukkan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia yang berdomisili di wilayah kekuasaan kerajaan Sriwijaya penganut agama Budha. Konon pendiri agama Budha yang lahir di Tibet Hindia Budha Sudharto Gautama adalah penguasa tempat suci Kafilawastu. Atas dasar sejarah tersebut, diduga pakar sejarah agama, bahwa tokoh pendiri agama Budha itu adalah Profil Nabi Dzulkifli AS sebagai Rasul Nasional yang terekam dalam kitab suci al-Quran.

Salah satu warisan yang monumental dari kerajaan Budha di Jawa Tengah pada abad ke 7 karya Raja Syailendra di Magelang yaitu Candi Borobudur. Candi Borobudur tersebut dijadikan sebagai sentra ritual para Bhiksu dari seluruh dunia dalam acara perayaan Hari Raya Waisak setiap tahun. Pada tahun ini Hari Raya Waisak ke 2568 BE jatuh pada hari Kamis, 23 Mei 2024 bertepatan dengan Malam Purnama bulan Zulkaidah 1445 H.

Pada saat ini tersiar kabar jumlah umat Budha di muka bumi sekitar 535 juta orang. Mayoritas mereka etnis Tionghoa yang berdomisili di daratan China. Demikian pula di Indonesia dari 200.000 orang penganut agama Budha, mereka itu mayoritas keturunan etnis Tionghoa. 

Sejak Presiden Gus Dur (Abdurrahman Wahid) meresmikan Konghucu sebagai agama yang dilindungi UUD 1945 pada tahun 2001, sejak saat itu ribuan orang etnis Tionghoa yang beragama Budha pindah agama ke agama Konghucu. Agama yang berasal dari leluhurnya di daratan China, seperti yang kita temukan di kota Singkawang Kalimantan Barat.

Atas dasar pertimbangan politik sejak awal Orde Baru, Presiden Soeharto melarang hal hal yang terkait dengan budaya China di Bumi Pertiwi, seperti acara Imlek dan Barongsai, termasuk agama Konghucu. Konon pada saat itu, etnis Tionghoa yang berstatus penganut agama Konghucu pindah ke agama Budha. Atas dasar tersebut, semua tempat ibadah mereka yang disebut Kuil dan Klenteng di Nusantara dijadikan tempat ibadah agama Budha yang disebut Vihara.. Wallahu aklam.

Selasa, 21 Mei 24 
12 Zulkaidah 1445
Sabdasheh

Editor: Abdul Chalim

Oleh: Sheh Sulhawi Rubba
×
Berita Terbaru Update