Notification

×

Iklan

Iklan

Taman Siswa Lembaga Pendidikan Boemi Poetra Zaman Hindia Belanda

| Mei 05, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-05-06T00:27:53Z
tegursapanews.com -  Alkisah ketika kita sekolah lanjutan di PGAN 6 Tahun Lahat Sumsel pada tahun 1969-1974, kita mengenal beberapa lembaga pendidikan yang berstatus swasta yaitu sekolah milik Muhammadiyah, NU, Katolik dan Taman Siswa. Salah seorang sahabat kita sekolah di SMP Taman Dewasa Talang Jawa Lahat Sumsel.

Lembaga pendidikan Taman Siswa dirintis oleh Ki Hadjar Dewantara pada 3 Juli 1922 di kota Jogjakarta. Lembaga pendidikan Taman Siswa tersebut jenjangnya disebut Taman Indria (TK), Taman Muda (SD), Taman Dewasa (SMP), Taman Madya (SMA), dan Taman Guru (PT), seperti Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa (UST) yang didirikan pada tahun 1955 di Yogyakarta.

Profil Ki Hadjar Dewantara yang lahir pada 02 Mei 1889 di Jogjakarta dan wafat 26 April 1959, nama kecilnya Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Beliau tokoh yang mencetuskan kalimat Filsafat Pendidikan Budi Mulia dalam Bahasa Jawa, "Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso lan Tut Wuri Handayani". Maksudnya mereka yang berada di barisan depan memberi contoh, yang di tengah membangun cecita dan yang berada di barisan belakang mengikuti dan mendorong.

Dalam sejarah hidup Ki Hadjar Dewantara tertulis dengan tinta emas dalam sejarah gerakan nasional. Beliau adalah seorang politikus, jurnalis dan guru yang sangat peduli terhadap nasib rakyat yang buta huruf pada zaman Hindia Belanda. 

Atas perjuangan dan jasanya selama hidup, beliau berstatus sebagai Pahlawan Nasional, dan hari kelahiran beliau dijadikan momen Hari Pendidikan Nasional pada setiap tanggal 02 Mei setiap tahun. Kita kirimkan doa buat arwah Ki Hadjar Dewantara di alam barzah, al-Fatihah.

Sampai saat ini, jutaan rakyat Indonesia di wilayah Nusantara yang pernah mengenyam pendidikan di Taman Siswa selama lebih dari satu abad (1922-2024). Pada zaman Hindia Belanda, dalam waktu 10 tahun (1922-1932) konon lembaga pendidikan Taman Siswa sudah berdiri di Sumatra dan Kalimantan. 

Hal tersebut sebagai usaha perjuangan Ki Hadjar Dewantara selama hidupnya untuk mencerdaskan anggota masyarakat di Bumi Pertiwi yang buta huruf. Nilai pahala amal salehnya pasti tercatat dalam rekaman Malaikat Roqib. Barokallah Amien.

Jumat, 03 Mei 24 
24 Syawal 1445 H
Sabdasheh

Foto: Fredimalabali

Editor: Abdul Chalim

Oleh: Sheh Sulhawi Rubba


×
Berita Terbaru Update