tegursapanews.Com - Sesungguhnya, perjalanan menuntut Ilmu yang dijalani sang Imam Ahmad pun tidak berbeda dengan Imam yang lain. Beliau harus menghadapi beratnya kehidupan yang beriring dengan kefakiran.
Tidak ada kenikmatan dunia yang bisa di nikmati ketika menuntut ilmu. Namun demikian, kenikmatan ilmu mampu mengalahkan semua kenikmatan dunia.
Misalnya, ketika beliau pergi ke Kufah. Di sana, beliau tidak mendapatkan tempat tinggal layak. Bahkan, untuk sekedar tidurpun harus berbantal ubin.
Demikian juga ketika berada di San'a (Yaman). Beliau harus berhadapan dengan berbagai kesulitan hidup. Meskipun demikian, sesungguhnya sahabat sang Imam yang bernama Abdur Raziq Hammam ingin membantu dengan memberi beliau sejumlah uang.
Sayangnya, beliau menolak pemberian tersebut karena tidak ingin menyusahkan orang lain. Selain itu, kesulitan yang dirasakan ternyata justru membuat sang Imam lebih terdorong untuk berusaha keras menghafal Hadits.
Suatu riwayat juga mengisahkan sang Imam yang "Sibuk" Berpindah-pindah dari suatu negeri ke negeri lainnya untuk mencari Hadits.
Dari Juga ke Bashrah, kemudian ke Madinah, Yaman, dan seterusnya. Bahkan, ketika beliau telah mencapai tingkatan Imamah dalam Hadits pun, perjalanan menuntut ilmu tidak juga di hentikan.
Ini disebabkan beliau yang memiliki selogan "Bersama pena ke dalam kubur" dan "Aku akan terus menuntut ilmu sampai masuk ke dalam kubur."
Bersambung.....
Jalan Ikan Lele Tamrin Waru Sidoarjo. Jumat -7 - Juni - 2024
Abdul Chalim CEO tegursapanews.Com. Sponsorship universal Institute of Professional Management (UIPM)
For further information call: 0818 536 867