tegursapanews.Com - Alkisah beberapa tahun yang lalu, sahabat karib kita di kampus UINSA Surabaya nekat menggunakan visa ibadah umroh ramadan dilanjutkan manasik haji. Beliau hampir 4 bulan atau lebih 100 hari di tanah suci. Dalam waktu penantian musim haji, dia bekerja di restoran hotel untuk memenuhi kebutuhan hidup harian.
Pada tahun ini dilaporkan Kemenlu Indonesia bahwa jamaah umroh dari Indonesia yang belum pulang konon sampai 100 ribu orang. Mereka sudah dihimbau oleh pemerintah Arab Saudi paling lambat, Kamis, 06 Juni 24 harus sudah meninggalkan kota Makkah kembali ke tanah air Indonesia.
Dalam hal ini timbul pertanyaan dari netizen.
Apakah ribuan jamaah Safari Ibadah Umroh tersebut menggunakan jasa biro travel seperti KBIH dalam pemberangkatan ke tanah suci ? Apakah mereka itu punya jaringan pada karib kerabat dan sahabat karib yang berdomisili di kota Makkah dan Madinah ?
Kita tidak bisa membayangkan tentang aneka macam kesulitan yang akan dialami oleh para jamaah Safari Ibadah Umroh yang nekat untuk Manasik Haji di Padang Arafah. Mereka harus jalan kaki menempuh jarak belasan kilometer dari kota Makkah ke Padang Arafah.
Kemudian selama wukuf di Padang Arafah, Muzdalifah dan Mina. Mereka harus bawa dan bikin tenda sendiri selain bawa peralatan dapur untuk masak sendiri selama sepekan (tanggal 08-13 Zulhijjah). Hal semacam itu dilakukan oleh para jamaah pengamal Haji Badal yang dibayar SAR 1.000,- (setara Rp 4.300.000.-). Mereka adalah WNI yang bekerja di Arab Saudi seperti etnis Madura yang jumlahnya ribuan orang, Jawa, Sasak dan etnis yang lainnya.
Alkisah pada musim haji tahun 2013, kita pernah nekat naik kereta listrik dari stasiun Mina ke stasiun Arafah dua kali pulang pergi yang disebut Kereta Mashair Armina (Arafah, Muzdalifah dan Mina). Ketika itu kita diizinkan, sekalipun kita jamaah haji dari Indonesia.
Sesungguhnya kereta tersebut khusus buat angkutan para jamaah haji yang tendanya berdekatan dengan stasiun yang beroperasi selama sepekan. Pada saat itu, kereta tersebut buat angkutan para jamaah haji asal dari India dan Pakistan, seperti yang kita lihat tiketnya di gelang tangan mereka
Kemudian semua jamaah haji dari Indonesia selama berada di sekitar Padang Arafah akan melihat ribuan Pohon Soekarno yang ditanam pemerintah Arab Saudi. Dengan itu suasana Padang Arafah terasa seperti hutan belukar yang tampak hijau dengan dedaunan yang dulunya panas yang kering dan gersang. Barokah Amien.
Selasa, 04 Juni 24
26 Zulkaidah 45
Sabdasheh
Editor: Abdul Chalim
Oleh: Sheh Sulhawi Rubba