Tegursapanews.com - Kehadiran penjaga malam atau mesharaty, yang akan berjalan di sekeliling kota dan pedesaan, adalah salah satu tradisi yang tetap di lestarikan di Mesir.
Di negara ini, masyarakat tetap hidup dan aktif bergerak sampai menjelang subuh pada saat Ramadhan, dan tugas para mesharaty ini tidak jauh beda dengan kelompok-kelompok ketabuhan yang akan membangunkan atau mengingatkan warga bahwa waktu sahur sudah tiba.
Pada masa waktu lalu seorang mesharaty bisa berhenti didepan rumah seseorang, memukul genderang yang di bawahnya dengan keras.
Atau jika ia mengenal baik penghuni rumah, seorang mesharaty akan memanggil nama penghuni rumah tersebut untuk mengingatkannya waktu sahur.
Tradisi mesharaty sudah ada dalam sejarah Mesir sejak 238 H. Pada waktu itu Antara bin Ishaq, penguasa kota, berjalan dari Fustat hingga masjid Amru bin As sambil menyeru umat Islam untuk makan Sahur.
Akhirnya, seiring waktu, mesharaty menggunakan genderang, alat musik yang dijamin pasti akan membangunkan siapapun dari tidurnya.
Bilal bin Rabah, muazin pertama dalam sejarah Islam, juga dianggap sebagai seorang mesharaty. Pasalnya ia mengingatkan orang dari puncak menara masjid terkait waktu sahur dan imsak.
Walaupun sudah banyak acara televisi yang dimaksudkan untuk membantu masyarakat tetap terjaga sampai sahur tiba, para mesharaty tidak hilang dari kairo.
Mesharaty memang salah satu tradisi yang tidak akan hilang dari Mesir selama bulan Ramadhan.
Para mesharaty tidak menerima gaji, hanya sedikit tips di penghujung Ramadhan, tetapi kehadirannya merupakan bukti tradisi yang terus mengingatkan akan masa lalu.
Kehadirannya dan tabuhan genderang yang akan selalu dibawahnya, selalu mengingatkan bahwa Ramadhan sudah datang.
Bersambung.....
Foto: Pontianak Post
Kedinding Lor Surabaya. Kamis - 4 - Juli - 2024
Abdul Chalim CEO Tegursapanews.com Sponsorship universal Institute of Professional Management (UIPM)
For further information call: 081 333 999 867