Tegursapanews.com - Pada momen perayaan tahun baru ke 80 Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada Sabtu, 17 Agustus 2024 di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara Sepaku Penajam Paser Utara Kalimantan Timur. Kita nawaitu hadir dalam acara tersebut untuk meninjau kemegahan Ibu Kota tersebut sebagai simbol kemajuan peradaban bangsa Indonesia yang dirintis Presiden Jokowi.
Kita pernah berkunjung ke IKN tersebut pada 09 Juli 2022. Ketika itu kita keluyuran sampai ke Bontang dan Balikpapan yang sebelumnya kita melihat ibukota kerajaan Kutai Kartanegara di Tenggarong. Selama di Samarinda ibukota Provinsi Kalimantan Timur, kita bertemu Tn Sehabunawar dan anak cucunya Tn Saifuddin. Beliau adalah tetesan darah Abdul Khaliq bin H Abbas di dusun Simpang Agung Merapi Timur Lahat Sumsel.
Kisah awal kita menginjakkan kaki di pulau Borneo, kita mengantarkan Ibu Pn Kuniati yang kangen sama anak, menantu dan cucunya Pn Elly Nurlaily SA istri Tn Mardiyanto Moeljadi yang berstatus sebagai Pimpinan Perusahaan PT Yudhistira Jakarta di kota Banjarmasin Kalimantan Selatan.
Selama di Banjarmasin, kita sempat berziarah ke makam Abah Guru Sekumpul, tokoh ulama terkenal yang nama aslinya Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Al-Banjari. Beliau lahir pada 1942 dan wafat pada 2005.
Setelah itu, pada Oktober 2012, kita terbang dari Bandara Juanda Sidoarjo Jawa Timur ke Pontianak Kalimantan Barat. Kita keluyuran sampai ke Kota Sambas selama berada di kota Singkawang yang dikenal sebagai kota Amoy dan Kota Seribu Kuil. Ketika itu, kita sempat mampir di Tugu Khatulistiwa Pontianak warisan monumental Hindia Belanda.
Kemudian pada April 2016 kita bersama Tn Abdul Chalim berkunjung ke Palangkaraya ibukota Provinsi Kalimantan Tengah. Kita keluyuran sampai ke wilayah kabupaten Gunung Emas yang mayoritas warganya etnis Dayak yang beragama Kristen.
Ketika itu perjalanan kita dari Palangkaraya berlanjut ke kota Sampit Kalimantan Tengah, wilayah yang terkenal dengan kisah tragis perang antar suku Dayak dan Madura. Kita berziarah ke makam kuburan massal etnis Madura yang wafat dalam perang tersebut pada tahun 2000.
Selama keluyuran di pulau Kalimantan dari kota Singkawang Kalbar sampai ke Bontang Kaltim Kita bertemu ribuan warga negara dari beragam suku, seperti etnis Melayu, Banjar, Bugis, Dayak, Kutai, Madura, Jawa, Tionghoa dan etnis lainnya. Kita baru tahu, bahwa populasi warga negara di Kalimantan Timur hampir 40 persen dari 4 juta warga negara berasal dari Pulau Jawa yang berstatus sebagai transmigran.
Ketika berada di kota Pontianak Kalbar, kita melihat aliran sungai terpanjang di Indonesia, Sungai Kapuas sepanjang 1.143 km. Demikian pula ketika berada di kota Samarinda Kaltim, kita melihat Sungai Mahakam sepanjang 920 km dan di kota Banjarmasin Kalsel, kita lihat Sungai Barito sepanjang 890 km. Sungai sungai tersebut dijadikan sarana transportasi angkutan tambang batubara. Barokallah Amien
Ahad, 28 Juli 24
Sabdasheh
Editor: Abdul Chalim
Oleh: Sheh Sulhawi Rubba