Sosio-ekonomi
Tegursapanews.com - Sosio-ekonomi: Banyaknya suku Bangsa yang bermukim di Cina serta beragamnya bahasa yang di pergunakan, sebagaimana di uraikan di atas, menandakan bahwa proses sosial budaya di negeri tersebut bercorak komunitas, tetapi terbuka dan dinamis.
Apalagi mereka pun memiliki bahasa "persatuan" dan membuka diri terhadap perdagangan Internasional.
Adanya bahasa persatuan dan terbukanya perdangangan Internasional memilki peran strategis dalam proses dinominasikan sosial budaya masyarakat Cina.
Sebelum perdagangan Internasional meramaikan negeri Cina antara lain di tandai dengan masuknya para pedagang Muslim ke negeri tersebut pada abad ke-7, orang-orang Cina sudah menjadikan peternakan dan pertanian sebagai mata pencaharian utama mereka.
Mereka yang bertani umumnya mendiami daerah subur di tepian sungai. Sedangkan penduduk daerah setepa (padang rumput) yang berpindah-pindah (nomad), hidup dari peternakan.
Lain halnya dengan penduduk Dataran Tinggi Himalaya, mereka hidup dari pertanian sekaligus dari peternakan.
Dalam bidang pertanian, masyarakat Cina kuno telah mengembangkan teknik pertanian yang sangat maju, baik pertanian ladang kering maupun lahan basa, seperti persawahan.
Pertanian ladang kering dapat di telusuri hingga ke Zaman batu baru (Neolitik). Tanaman yang di kembang biakkan, diantaranya, adalah gandum dan jewawut.
Di daerah Cina utara, yang kering, banyak di temukan peternakan. Hewan-hewan yang diternakkan semenjak milenium kedua sebelum Masehi adalah sapi, domba, dan kuda.
Kaum Nomad cenderung memanfaatkan tenaga hewan ternak untuk mengangkut barang atau sebagai tunggangan sewaktu melakukan perpindahan.
Ciri khas kehidupan mereka adalah digunakannya tenda yang mudah di bongkar pasang (jurten). Mereka hidup dari peternakan dan perburuan.
Bersambung.....
Foto: I'd. pngtree
Kedinding Lor Surabaya, Sabtu - 31 - Agustus - 2024
Abdul Chalim CEO Tegursapanews.com Sponsorship universal Institute of Professional Management (UIPM)
For further information call me: 0818 536 867