Tegursapanews.com - Kiai: pada tahun 1900, pada umur 38 tahun, Kiai Saleh kembali ke kampung halaman, di kawasan Lateng Banyuwangi. Lambat laun, nama Kiai Saleh Lateng menjadi terkenal karena kealiman dan pengabdiannya dalam mendidik para santri.
Bupati Banyuwangi, Koesoemonegoro memberikan izin kepada Kiai Saleh Lateng untuk mengajar, sejak 4 Maret 1909.
Dari kampung halaman di kawasan Lateng, Kia Saleh berhasil menebarkan ilmu Islam ke masyarakat di Penjuru Banyuwangi dan sekitarnya.
Di ujung abad 19 dan awal abad 20 kawasan Banyuwangi masih diwarnai kekerasan oleh para bromocorah.
Banyuwangi merupakan kawasan kerajaan Blambangan, yang menjadi pusat kekuasaan di ujung Timur Jawa.
Kerajaan Blambangan memilki peran Sentral yang berkembang bersamaan dengan Majapahit.
Selepas Majapahit runtuh, Blambangan menjadi satu-satunya Kerajaan di ujung Timur Jawa yang mengontrol wilayah di kawasan Banyuwangi, Jember, Lumajang, Bondowoso dan Situbondo.
Pada 1743, Raja Pakubuwono II dari Mataram menyerahkan Java Oesthoek (kawasan sebelah Timur Malang hingga Banyuwangi) termasuk Blambangan kepada VOC (Vreenigde Oostindische Compagnie).
Namun, justru VOC menelantarkan wilayah ini. Pada 1767 pemerintah kompeni di Batavia (Hope regering) baru mengirimkan tentara untuk melakukan kontrol administratif.
Bersambung.....
Kantor Lembaga Olah Pikir Indonesia (LOA) Jalan Rawah Tengah Galur Cempaka Putih Jakarta Pusat. Selasa - 13 - Agustus - 2024
Abdul Chalim CEO Tegursapanews.com Sponsorship universal Institute of Professional Management (UIPM)
For further information call: 0818 536 867