Notification

×

Iklan

Iklan

Dhomir Kami Pada Ayat Suci Bermakna Saya Bersama Makhluk Allah

| Agustus 28, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-08-28T10:19:57Z
Tegursapanews.com - Dhomir:   Alhamdulilah pagi ini kita dapat postingan via WA dari karib kerabat di Kertapati Palembang Sumsel Tn Syarifuddin Sjingkur opini tentang masalah umur umat manusia yang melampaui usia 70 tahun. Kemudian kita dapat info via WA juga dari editor Media online Tegur Sapa dan editor buku yang nawaitu akan terbit berjudul "101 Kisah Hidup Di Bumi Pertiwi 70 Tahun", sahabat karib Tn Abdul Chalim Ensiklopedi di Rungkut Surabaya.

Dalam hal ini, ungkapan kata "Kita yang bukan bermakna Kau dan Aku, tetapi Kami yang mengandung arti yaitu Saya dan Para Malaikat Allah sebagai Duta Tuhan di alam dunia", seperti Profil Malaikat Raqib dan Atid yang kerjanya syuting amaliah manusia di muka bumi setiap detik tanpa jedah.


Hal tersebut kita sampaikan kepada netizen yang koreksi terhadap ungkapan kata "Kita" dalam penggalan cerita di medsos yang ada dalam beranda "Memo 70 Tahun" sebagai materi yang akan dimuat dalam buku baru yang akan diterbitkan di akhir tahun ini.

Sebuah pertanyaan dari netizen tadi, kenapa menggunakan ungkapan "Kita" yang tidak lazim dalam Bahasa Indonesia dan sekaligus tidak tepat dalam tulisan di media online ?

Dalam hal ini, sempat kita jelaskan secara singkat, bahwa ungkapan tersebut adalah budaya etika sopan santun dalam kehidupan kaum sufi yang hidup di muka bumi. Hal biasa bagi Sufi ketika ngobrol dengan kawannya di warung kopi dengan ungkapan seperti "Mobil kita baru saja diservis di bengkel". Ungkapan kalimat "Mobil Kita" tidak berarti mobil tersebut milik bersama yang saya beli sendiri di dealer.

Para santri yang belajar di pondok pesantren, semua faham tentang masalah Dhomir dalam pelajaran Nahwu Sharaf Bahasa Arab yang terdiri dari 14 macam Dhomir. Status Dhomir atas nama Saya berbunyi "Tu" dalam Fiil Madhi dan berbunyi "Na" atas nama kita dan kami.

Dalam kitab suci al-Quran ditemukan beberapa Firman Allah yang menggunakan Dhomir Tu (Saya) dan Naa (Kami atau Kamu). Misalnya Kalimat "Khalaqtu al-Jinna wa all-Insaana....'.  (Saya ciptakan Jin dan Manusia). Dalam ayat lain tertulis "...wa mimma razaqnaahum yunfiqun...". (dan apa saja rizki yang telah Kami berikan kepada mereka yang dimanfaatkan).

Dalam masalah Dhomir tersebut yang tertulis di dalam kitab suci al-Quran. Selama ini kita sering mendengar khatib yang sedang khutbah Jumat di atas mimbar dalam status sebagai imam ketika berdoa kepada Allah untuk semua yang hadir di dalam masjid.

Mereka itu tidak berani atau lupa mengganti Dhomir Ly (bagi diriku) ke Dhomir Lanaa (bagi kita semua), seperti kalimat doa yang berbunyi "Allahummaghfirly ...." dalam ayat al-Quran" tidak diganti dengan kalimat yang semestinya berbunyi "Allahumaghfirlanaa....". yang kalimat tersebut didengarkan dan diamini para jamaah. Barokallah Amien.

Rabu, 28 Agustus 24 
Sabdasheh

Editor:  Abdul Chalim

Oleh: Sheh Sulhawi Rubba 
×
Berita Terbaru Update