Notification

×

Iklan

Iklan

Istana Garuda Di IKN Urutan Ke-7 Di Bangun Presiden Ke-7 Jokowi

| Agustus 16, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-08-17T04:10:40Z
Tegursapanews.com -  Istana:   Alkisah pada abad lalu ketika kita keluyuran ke Pulau Dewata Bali, kita sempat mampir di Istana Tampaksiring yang dibangun Hindia Belanda. Demikian pula ketika kita keluyuran di Yogyakarta bulan lalu kita lewat di depan Istana Gedung Agung. Nama yang sama dengan kampung tempat kelahiran kita di Marga Gedung Agung Merapi Lahat Sumsel pada 16 Januari 1955.

Tahun lalu pada bulan September 2023, kita keluyuran sampai ke kebun raya Bogor Jawa Barat. Kita juga lewat di depan Istana Bogor yang dijadikan tempat tinggal Presiden Jokowi bersama keluarga. Demikian pula ketika kita ke ibukota Jakarta kita melihat dari jauh profil Istana Negara dan Istana Merdeka yang pernah ditempati Presiden KH Abdurrahman Wahid bersama keluarga selama 2 tahun.

Dalam catatan sejarah nasional, Pemerintah Hindia Belanda pernah membangun 6 istana di Bumi Pertiwi yaitu Istana Negara dan Istana Merdeka di Jakarta, Istana Bogor dan Istana Cipanas di Jawa Barat, Istana Gedung Agung di Yogyakarta dan Istana Tampaksiring di pulau Dewata Bali.

Kemudian Presiden Jokowi yang berada pada urutan presiden ke-tujuh, beliau membangun istana yang ke-tujuh yaitu Istana Negara dan Istana Garuda di IKN Nusantara. Kedua istana baru tersebut berada di satu lokasi yang kemarin dijadikan tempat Rapat Menteri yang pertama oleh Presiden Jokowi yang dihadiri Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin.

Tahun lalu kita sudah punya rencana terbang ke IKN Nusantara dari Surabaya pada bulan Agustus sekarang ini untuk melihat dari dekat acara perayaan Tahun Baru Republik Indonesia ke 80 di Istana Garuda. Ternyata takdirnya harus ditunda tahun depan tunggu cairnya uang pensiun bulan ke 13 yang nanti akan ditandatangani Presiden Prabowo Subianto.

Status tempat tinggal dan kantor presiden disebut dengan istilah Istana. Sedangkan tempat tinggal petani di perkebunan di luar kampung disebut Gubuk atau Pondok. Profil Gubuk bentuknya kecil dan sangat sederhana di tengah sawah, atapnya dari daun rumbia dan berdinding gedheg berlantai tanah.

Kita sebagai anak petani tradisional di dusun Simpang Agung Merapi Timur Lahat Sumsel, sejak balita sudah terbiasa tinggal dan tidur di gubuk di pinggir sawah dan di punduk di kebun karet. Ketika malam hari kita buat api unggun dari pohon kayu bakar yang besar, asapnya berfungsi untuk mengusir ribuan nyamuk.

Sekali waktu ketika kita keluyuran ke luar kota kita nginap tidur di hotel sederhana dan home stay yang harganya Rp 200.000,- semalam. Suatu saat ketika kita keluyuran ke Korea Selatan kita pernah tidur di hotel yang lantainya terasa panas, karena suhu Udara yang dingin sampai 8 derajat Celcius.

Selama hidup kita tidak pernah punya cecita memiliki rumah mewah yang harganya sampai puluhan miliar rupiah seperti rumah mewah milik Sultan. Mungkin karena tanpa cecita tersebut, kita ditakdirkan Tuhan tinggal di rumah KPR BTN type 49 di Perumahan Taman Jenggala Larangan Candi Sidoarjo sampai usia 70 tahun pada saat ini.

Kisah tinggal di rumah yang sederhana, setiap bulan kita hanya dibebani membayar rekening PLN sebesar Rp 350 ribu, karena kita hanya pakai kipas angin di dalam kamar tanpa AC. Selain itu membayar rekening PDAM paling banyak Rp 200 ribu perbulan. 

Hal tersebut adalah profil rumah warga kelas bawah yang disebut dengan istilah orang awam dalam Bahasa Arab. Sebutan orang awam bermakna warga negara kelompok orang kebanyakan yang hidup di tengah masyarakat. Barokallah Amien.

Jumat, 16 Agustus 24 
Sabdasheh


Editor: Abdul Chalim

Oleh: Sheh Sulhawi Rubba
×
Berita Terbaru Update