Tegursapanews.com - Safari Umrah: Selama ini yang pernah kita fahami, bahwa ketika Rasul Global Nabi Muhammad SAW bersama para sahabat hijrah dari Makkah ke Madinah, yaitu dari tempat kelahiran mereka ke lokasi baru disebut Muhajirin. Dengan itu, status kota Makkah tampak sepi, karena populasi penduduknya sudah berkurang.
Kemudian setelah beberapa tahun Muhajirin berada di kota Madinah. Nabi Muhammad SAW mengajak para sahabat pergi ke kota Makkah dalam program Safari Ibadah Umrah. Mereka menempuh perjalanan sejauh lebih dari 500 km, menggunakan moda transportasi pada saat itu yaitu Onta. Dalam bahasa Arab, istilah Umrah mengandung makna meramaikan kembali kota Makkah yang tampak sunyi.
Dengan itu, maka kita fahami bahwa arti Umrah pada zaman para sahabat nabi yang berstatus sebagai kaum Muhajirin yaitu mudik. Mereka itu pulang ke tanah kelahirannya di Kota Makkah. Kemudian atas dasar pada pemahaman tersebut, istilah Umrah yang menjadi salah satu bentuk ibadah kaum muslimin di seluruh dunia. Kadang kita menggunakan istilah Umrah, ketika mudik saat lebaran atau pulang ke dusun Simpang Agung Merapi Timur Lahat Sumsel beberapa tahun sekali.
Ketika beberapa kali kita umrah ke Lahat, kita bertemu karib kerabat dan sahabat karib di kampung tempat kelahiran. Pada saat itu kita pernah memberi saran kepada mereka untuk melaksanakan Safari Ibadah Umrah ke tanah suci Makkah dan Madinah, khusus bagi yang usianya lebih dari 40 tahun. Hal itu atas dasar, kalau program Safari Manasik Haji terlalu lama kita berstatus waiting lis, waktunya lebih dari 20 tahun.
Alhamdulillah kita mendengar dari al-Jawi beberapa orang yang lahir di Marga Gedung Agung Merapi Lahat sudah berangkat ke tanah suci dalam program Safari Ibadah Umrah. Mereka itu antara lain Tn Asyirin Anas, Tn Khairullah Madani, Tn Nangri Maduhar, Tn Makruf Madani, Tn Syam'un Makruf al-Madani termasuk Tn Dahrullah Surya bersama istri Pn Kumala Nahudin dan Pn Rusniah Suparman.
Selain itu kita mendapat kabar karib kerabat kita yang berdomisili di Jambi, yaitu Tn Arhap Ramoeddin dan Tn Amran Amron bersama istri Pn Hayati Amran , termasuk sahabat karib Tn Mahyudin Saleh dan Pn Suhartinah Nanguning di Bandar Lampung. Masih banyak yang lain lagi seperti Tn Buyung Arief Hamza sekeluhum dari Daerah Khusus Jakarta dan Pn Meliyati Supri bersama suaminya di kota Palembang.
Ketika kita sedang berada di kota Palembang, kita pernah memberi saran kepada sahabat karib Tn Hafizol Arief yang nawaitu Safari Ibadah Haji supaya digeser saja ke nawaitu Safari Ibadah Umrah. Hal itu atas dasar pada umurnya sudah lebih setengah abad. Saran yang sama, juga pernah disampaikan kepada sahabat karib Tn Hamsidi Abni ketika di kota Pasuruan Jawa Timur.
Kemarin kita baru dapat info dari sahabat karib di kampus UINSA Surabaya Tn Nuruddin yang saat ini sedang mengantarkan para jamaah Safari Ibadah Umrah di tanah suci Makkah. Beliau informasikan via WA dengan rekaman video, bahwa jamaah Safari ibadah Umrah dari seluruh dunia membludak di Masjidil Haram.
Demikianlah yang dimaksud dengan istilah Manasik Haji dan Ibadah Umrah dalam ilmu fikih, yang disyariatkan dalam ajaran Islam sejak 14 abad yang silam. Andaikan sejak dulu tidak pernah ada status kewajiban terhadap umat Islam yang mampu untuk berangkat Safari ke Makkah. Maka siapa saja warga negara Indonesia yang nawaitu datang ke Kota Makkah, yang suhu udaranya panas sampai 52 derajat Celcius dan tanahnya yang gersang seperti padang pasir di Arafah.
Dalam hal ini timbul pertanyaan dari netizen.
Apa ada warga yang nekat berada di Makkah lebih dari sepekan sampai sebulan lebih, seperti pengalaman ratusan ribu jamaah manasik haji dari Indonesia setiap tahun dan jamaah ibadah Umrah setiap hari, Jika tanpa adanya perintah dari Tuhan di atas langit, supaya umat Islam Tawaf di Kakbah. Barokallah Amien
Jumat, 23 Agustus 24
Sabdasheh
Editor: Abdul Chalim
Oleh: Sheh Sulhawi Rubba