Notification

×

Iklan

Iklan

Ormas NU Sebagai Pahlawan AzasTunggal Pancasila

| Agustus 14, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-08-14T23:09:48Z

Tegursapanews.com - Ormas NU:  Alkisah pada tahun 1972, ketika kita berstatus sebagai siswa di PGAN 6 Tahun Lahat Sumsel. Kita pernah menjadi anggota PII (Pelajar Islam Indonesia) cabang Lahat dengan ketua umum Tn Abdul Barri Muchtar. Sejak beliau nikah di negeri Kincir Angin, beliau sudah menjadi warga negara Belanda sampai sekarang.

Kemudian setelah kita kuliah di kampus IAIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya Jawa Timur pada tahun 1975. Kita menjadi anggota HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) korkom IAIN Sunan Ampel cabang Surabaya. Kita pernah menjadi ketua Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam (LDMI) cabang Surabaya dan Pengurus Badko HMI Jawa Timur. Pada saat itu, kita turut membidani lahirnya HMI Cabang Jombang pada tahun 1981, yang dirintis al-maghfur Tn Ibnu Hajar Dewantara dengan nama Puspa Rambang.

Atas dasar pengalaman tersebut, kita kenal beberapa orang nama tokoh nasional dari Jawa Timur, seperti Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tn Muhammad Nuh alumni ITS, Menko PMK Tn Muhadjir Effendy Ketua HMI cabang Malang, Dewan Pakar DPP Golkar Tn Ridwan Hisyam sekertaris umum HMI cabang Surabaya yang dipanggil Mas Toto.

Pada saat kita berstatus anggota HMI, kita mengikuti berita politik nasional tentang gagasan Presiden Soeharto menjadikan Filsafat Pancasila sebagai Azas Tunggal parpol dan ormas di wilayah Nusantara. Konon Menpora Tn Abdul Gafur pernah memberikan saran kepada peserta kongres HMI di Medan Sumatra Utara untuk menjadi pelopor Status Azas Tunggal Pancasila pada tahun 1983.

Kemudian setelah itu NU melaksanakan Muktamar ke 27 di Situbondo Jawa Timur pada akhir tahun 1983. Keputusan Muktamar NU pada saat itu, selain deklarasi kembali ke Khithoh 1926, menetapkan Filsafat Pancasila sebagai Azas Tunggal Jam'iyyah NU. Keputusan Muktamar NU lainnya menetapkan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai Ketua Umum dan KH Achmad Siddiq sebagai Rois Am PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) untuk masa bakti priode 1984 - 1989.

Status Pancasila sebagai filsafat kehidupan bernegara dan berbangsa bagi rakyat di wilayah Nusantara tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Rumusan Pancasila tersebut dibahas pertama kali dalam sidang BPUPKI di Jakarta pada 01 Juni 1945 dengan pembicara pertama Tn Soekarno. Kemudian dilanjutkan dengan Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945 yang ditandatangani 9 orang tokoh nasional dan tokoh Islam.

Baru pada tanggal 18 Agustus 1945 Filsafat Pancasila dijadikan Mukadimah UUD 1945 setelah Proklamasi Kemerdekaan NKRI yang dibacakan oleh Dwi Tunggal Soekarno Hatta di Pegangsaan Timur Jakarta. Atas dasar Piagam Jakarta, Sila Pertama Ketuhanan, kemudian ditambahkan kalimat Yang Maha Esa.

Dalam masalah keputusan Presiden Soeharto yang menetapkan Azas Tunggal Pancasila terhadap parpol dan ormas yang hidup di Bumi Pertiwi pada tahun 1985. Dampaknya tercatat dalam sejarah politik Islam beberapa orang warga negara yang menolak gagasan tersebut, antara lain Tn Abubakar Ba'asyir pendiri Pontren Ngeruki Karanganyar Jawa Tengah. Selain itu, termasuk organisasi kader PII yang lahir di Yogyakarta pada 04 Mei 1947. Barokallah Amien 

Rabu, 14 Agustus 24 
Sabdasheh

Editor: Abdul Chalim

Oleh Sheh Sulhawi Rubba
×
Berita Terbaru Update