Tegursapanews.com - Sabda Sheh: Alkisah ketika kita terbang dari Bandara internasional Soekarno Hatta Cengkareng ke Bandara Hanandjoeddin Tanjung Pandan Belitung pada bulan Juli 2017. Salah seorang penumpang dari Lubuk Linggau bertanya, apakah kita punya saudara di Pulau Belitung ?
Pada saat itu kita jawab sekilas lintas, kita punya banyak saudara disitu. Namun tidak kita jelaskan, bahwa yang dimaksud kalimat banyak saudara tersebut adalah saudara se-iman, saudara se-bangsa, saudara se-tanah air dan saudara lainnya. Bukan saudara kandung dan saudara sepupu.
Atas dasar pemahaman tentang status saudara tersebut. Ketika kita turun dari pesawat, kita cari travel yang mangkal di sekitar bandara. Pada saat itu kita ngomong ke driver minta diantar keliling pulau Belitung. Berapa ongkosnya ? Beliau jawab Rp 600 ribu. Kita tidak melakukan transaksi tawar menawar, karena status driver adalah saudara sendiri.
Hal semacam itu kita lakukan di pelbagai tempat dari Pulau Weh Aceh sampai ke kota Merauke Papua Selatan. Ketika kita minta antar Tukang Ojek keliling Lembah Baliem Wamena Jayawijaya Papua Pegunungan, juga kita bayar sesuai dengan tarif yang mereka tetapkan. Dalam perjalanan, kita mampir di warung Kopi dan rumah makan untuk isi perut bersama sama sebagai saudara se-bangsa, se-tanah air dan se-agama.
Dalam pemikiran kita, ketika kita beli seekor kambing dengan harga Rp 3 juta di kampung Manggalarang Sidoarjo Jawa Timur pada saat hari raya Iedul Adha. Kita hanya berbagi daging kurban kambing untuk warga di sekitar dalam waktu sehari di hari tasyrik.
Alhamdulillah, kita ditakdirkan Allah untuk berbagi uang receh di pelbagai tempat di muka bumi dengan saudara sendiri yang multi etnis dan multi agama. Kita pernah berbagi uang receh sampai ke tanah suci Makkah dan Madinah, selain di wilayah Nusantara dan Asia Tenggara, termasuk di Asia Timur Jauh.
Demikian pula ketika kita umrah ke Desa Gedung Agung Merapi Timur Lahat Sumsel. Kita berbagi uang receh ke karib kerabat dan sahabat karib yang pernah bertemu di kampung halaman, seperti saudara sepupu dari Desa Muara Gula Lama Muara Enim yang sekian tahun terpisah.
Dalam ajaran Islam banyak ragam dan bentuk Sadakah di tengah masyarakat. Selain Sadakah uang receh kepada karib kerabat dan sahabat karib terdapat berbagai istilah lainnya, seperti Sadakah Info, Sadakah Barang, Sadakah makanan dan minuman, Sadakah Waris, Sadakah Hibah, Sadakah Nazar, dan nama lainnya termasuk Sadakah Mahar pada saat kita akad nikah di depan pengulu. Sadakah yang paling gampang dengan cara sering tersenyum kepada orang lain. Barokallah Amien.
Ahad, 11 Agustus 24
Sabdasheh
Editor: Abdul Chalim
Oleh: Sheh Sulhawi Rubba