Tegursapanews.com - Pasar Ekstrim: Alkisah ketika kita masih kecil tinggal di dusun Simpang Agung Merapi Timur Lahat Sumsel. Kita termasuk anak anak yang senang bermain dengan Kucing. Kita sering sebelum tidur di atas kasur pada malam hari ditemani seekor Kucing Lanang berbulu Abang. Kucing tersebut termasuk lincah, gesit dan cekatan dalam hal berburu dan menangkap Tikus di dalam rumah.
Pada tahun 2018, ketika kita keluyuran di kota Manado Sulawesi Utara. Kita pernah diajak driver mampir sebentar di sebuah pasar ekstrim di kota Tomohon yang menjual aneka ragam daging hewan liar di tengah hutan, seperti daging Ular, Kelelawar, Tikus, Kucing, Anjing dan hewan lainnya. Pasar tersebut dinamakan Pasar Beriman.
Pasar tersebut sudah ada sejak zaman Hindia Belanda sampai sekarang. Para wisatawan Nusantara dan para wisatawan mancanegara banyak yang berkunjung ke pasar tersebut, seperti wisatawan dari daratan China. Mereka makan di warung menikmati Sate Tikus dan jenis menu makanan lainnya yang tidak lazim di pasar ekstrim tersebut.
Kita mendengar informasi dari driver selama dalam perjalanan menuju Danau Tondano yang terdapat Desa yang dihuni Kiai Mojo bersama jamaah Pangeran Diponegoro yang diasingkan Belanda dari Jawa Tengah. Kisahnya kalau ada seekor Kucing yang tidak sengaja tertabrak kendaraan bermotor di tengah jalan raya. Warga kampung rebutan untuk mendapatkan daging Kucing tersebut untuk lauk makan bersama anggota keluarga.
Kemudian selama hampir 40 tahun berdomisili di Perum Manggalarang Sidoarjo Jawa Timur. Kita seringkali menangkap dan memindahkan Kucing liar ke lokasi lainnya yang agak jauh. Selain itu, kita juga sering memberi kue roti yang disirami racun buatan China ke beberapa ekor Tikus yang keliaran di depan rumah.
Mungkin ada netizen yang bertanya di dalam hati . Kenapa hal tersebut dilakukan selama ini. Dasar berpikirnya sederhana, karena kita merasa terganggu dengan aroma kotorannya yang menyengat hidung yang tercecer di jalan depan rumah setiap hari. Solusinya adalah Kucing dipindahkan ke lokasi lain dan rombongan Tikus dimusnahkan sampai habis tak tersisa seekorpun.
Selama ini kita temukan beberapa orang warga kampung yang senang pelihara Kucing yang harganya ratusan ribu rupiah. Bahkan ada yang pelihara Kucing liar yang dipungut di tengah jalan, kemudian dibawa pulang ke rumahnya sendiri. Beberapa ekor Kucing tersebut setiap pagi dan sore diberi makanan nasi dengan lauk ikan pindang yang sengaja dibelinya dari pasar.
Dalam sejarah Islam tercatat salah seorang sahabat nabi yang suka memelihara Kucing. Beliau disebut Rasulullah dengan panggilan Abu Hurairah yang banyak meriwayatkan hadis sahih. Timbul pertanyaan, apakah Kucing yang dipelihara sahabat nabi di Madinah tersebut, termasuk jenis Kucing pemburu tikus liar seperti yang pernah kita pelihara di kampung ?
Adapun status Tikus liar kadang dijadikan simbol sebagai hewan yang suka merusak barang yang masih bagus.Tokoh masyarakat yang berstatus pejabat publik yang merusak tatanan perekonomian negara disebut dengan Tikus yang pakai Jas dan Dasi. Konon naluri Tikus liar pintar bersembunyi di ruang gelap dan pandai melakukan taktik tipu muslihat. Barokallah Amien.
Ahad, 25 Agustus 24
Sabdasheh
Editor: Abdul Chalim
Oleh: Sheh Sulhawi Rubba