Notification

×

Iklan

Iklan

Status Gelar Bangsawan Raden Dan Doktor Akademis

| Agustus 22, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-08-22T11:19:04Z
Tegursapanews.com - Gelar: Alkisah pada abad lalu, kita beberapa kali kirim artikel tentang topik keislaman ke Majalah Al-muslimun yang diterbitkan Persis Bangil Pasuruan Jawa Timur. Suatu saat kita pernah tulis pada artikel tersebut nama dengan gelar akademis Drs. Sheh Sulhawi Rubba, MBA.

Artikel tersebut dibaca oleh sahabat karib al-maghfur Prof Dr Suhartini M.Si dosen Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya. Pada saat itu beliau kaget hingga bertanya kepada kita tentang gelar MBA yang tercantum dalam penulis artikel tersebut. Kita jelaskan, bahwa status Gelar Drs tersebut Melalui BA (MBA), karena pada awal program studi S.1 yang waktu studi selama 4 tahun sudah berhak mendapatkan gelar Drs yang sekarang disebut Sarjana Agama (S.Ag).

Kita masih ingat kekawan kita yang tamat PGAN 6 tahun Lahat Sumsel pada tahun 1974 yang satu kelas sekitar 40 orang. Kita termasuk salah seorang dari mereka yang mendapatkan peluang kuliah di IAIN Sunan Ampel Surabaya sampai tahun 1982. Pada umumnya kekawan kita yang puluhan orang langsung mengabdi di tengah masyarakat setelah tamat sekolah dan nikah punya anak beberapa orang.

Demikian pula kekawan kita yang kuliah pada tahun pertama terdaptar sekitar 60 orang di Fakultas Adab. Kekawan kita tersebut yang berhasil meraih gelar BA  (Sarjana Muda) sekitar 50 persen. Kemudian dari kekawan kita tadi yang meraih gelar DRS (Sarjana Lengkap) tercatat beberapa orang saja. Hal itu sebuah fakta sosial yang menunjukan, bahwa pada saat itu terasa sulit bagi generasi muda untuk kuliah di perguruan tinggi dan ikut acara wisuda sarjana di aula kampus.

Atas dasar keberhasilan kita bisa meraih gelar Sarjana Lengkap (Drs) di kampus IAIN Sunan Ampel Surabaya pada tahun 1982. Setelah wisuda kita langsung ke percetakan pesan kartu nama satu box 100 eksemplar sebagai refleksi rasa kita bergembira ria dalam status sebagai sarjana pada saat itu.

Demikian pula ketika kita melaksanakan acara resepsi pernikahan, kita pesan dan cetak undangan yang dikirimkan kepada puluhan karib kerabat dan sahabat karib pada Sabtu, 05 Januari 1985. Dalam undangan acara tersebut tertulis nama dan gelar akademis.

Pada saat itu, cendekiawan Indonesia yang bergelar Doktor (Dr) masih langka sekali . Dosen kita di kampus IAIN Sunan Ampel baru nama Dr. Rachmat Djatnika asal Sunda pejabat Wakil Rektor 2, yang bergelar Doktor yang diperolehnya di kampus Paris Perancis. Ketika itu yang banyak adalah warga negara yang berstatus Raden (Rd), yaitu tetesan Darah Biru Ningrat Jawa.

Dalam perjalanan waktu, sekarang ini warga negara yang bergelar Dr sudah ribuan orang yang diduga lebih banyak dari warga negara yang bergelar Rd. Sahabat karib kita yang berstatus Dosen di FDK UINSA Surabaya hampir semuanya bergelar Dr, kecuali yang tidak bernawaitu berstatus Guru Besar yang dipanggil mahasiswa di kampus dengan sebutan Profesor Doktor (Prof Dr).

Alhamdulillah pada saat ini, setiap kali kita mendapatkan undangan dari karib kerabat dan sahabat karib dalam acara resepsi akad nikah dan resepsi perkawinan di pelbagai tempat. Hampir semua kartu undangan acara tersebut, tertulis jelas gelar akademis di depan dan atau di belakang nama pasangan baru mempelai pengantin, termasuk pada nama walinya yang mengundang. 

Sekarang sudah lahir peraturan yang berlaku di lembaga negara tentang budaya baru bagi para pejabat negara supaya menanggalkan beragam gelar akademis. Nama Presiden Jokowi yang bergelar Insinyur (Ir) dalam administrasi surat menyurat tidak ada lagi tulisan Ir. H. Joko Widodo. Sekarang sudah berubah menjadi hanya Presiden Indonesia Joko Widodo.

Pada saat yang akan datang hal tersebut akan berjalan dalam budaya di ormas dan lembaga sosial di tengah masyarakat. Dalam undangan takmir masjid kepada para jamaahnya dalam pertemuan rutin, nama ketua dan sekretaris takmir masjid tanpa embel-embel gelar lagi termasuk status Haji. Jika dulu pernah tertulis misalnya nama Ketua Takmir Drs. H. Abdul Choliq Zen. Sekarang hanya namanya saja, tanpa tulisan Drs dan H. Barokallah Amien 

Kamis, 22 Agustus 24 
Sabdasheh

Editor: Abdul Chalim

Oleh: Sheh Sulhawi Rubba
×
Berita Terbaru Update