Tegursapanews.com - Si Pahit Lidah: Harini kita baca info di media online dan lihat berita di layar kaca tentang pidato politik Tn Bahlil Lahadalia yang baru saja terpilih sebagai Ketua umum Golkar dalam Munas di Jakarta. Beliau ucapkan kepada kader Golkar di seluruh tanah air Indonesia, yaitu Kita jangan bermain main dengan Raja Jawa. Resikonya berat.
Mungkin yang beliau maksud adalah Tokoh Si Pahit Lidah dalam legenda di Bumi Sriwijaya. Profil Ketua Umum PDI-P saja Pn Megawati Soekarnoputri merasa pusing 7 keliling untuk menghadapi kekuatan dan energi yang dimiliki Presiden Jokowi di akhir masa jabatannya sebagai tokoh Si Pahit Lidah di Bumi Pertiwi.
Banyak kasus orang yang berani melawan Raja Jawa yang harus keok sebelum perang, seperti ulama yang menyebut beliau Presiden Goblok dalam orasi di tengah massa pendukungnya. Apa yang terjadi kemudian, ormas Islam yang dipimpinnya beberapa tahun, dinyatakan sebagai ormas terlarang hidup di Bumi Pertiwi.
Alkisah pada masa Orde Baru, status Raja Jawa yang berkuasa selama 32 tahun. Beliau buat kebijakan nasional untuk program Pelita selama 25 tahun tentang status Dwifungsi ABRI, Sekber Golkar menjadi kontestan Pemilu dan PNS menjadi bagian dari KORPRI. Kita pernah berstatus sebagai anggota Korpri terhitung sejak tahun 1985 sampai tahun 2020.
Pada saat itu, semua orang dari Sabang Aceh sampai ke Merauke Papua yang berstatus PNS dalam setiap kali pemilu harus pilih dan coblos gambar Pohon Beringin di bilik TPS. Bagi para pejabat negara yang nekat membangkang, resikonya mereka akan masuk kandang.
Kalau sekarang status Ketua Umum Golkar diduduki Tn Bahlil Lahadalia yang berasal dari Pulau Papua. Sebelumnya pernah diduduki tokoh nasional yang lahir di luar Jawa yaitu Tn Akbar Tandjung dari Medan Sumatra Utara, Tn Abu Rizal Bakrie asal dari Lampung dan Tn Jusuf Kalla dari Makassar Sulawesi Selatan.
Pada saat menjelang pemilu, andaikan Calon Wakil Presiden Tn Gibran Rakabuming Raka yang berstatus Wali Kota Surakarta Jawa Tengah tidak dipaksa oleh kader PDI-P untuk mengembalikan Kartu Anggota PDI-P. Maka status Wakil Presiden Terpilih tidak bakal hijrah ke partai lain, seperti Partai Golkar.
Kita masih ingat sebuah opini di media massa tentang jalan raya di pedesaan. Jika kita lewat di jalan desa yang mulus dilapisi aspal, dapat diduga bahwa mayoritas warga desa tersebut pada saat pemilu coblos Pohon Beringin. Sedangkan warga desa yang mayoritas coblos PDI atau PPP, jalan di desa tersebut disebut orang jalan makadam, jalan batu kerikil.
Atas dasar fakta tersebut, kita pernah dengar kisah Si Pahit Lidah di wilayah kecamatan Merapi Lahat Sumsel. Pasirah atau Depati Marga yang pidato dan kampanye di masjid sebelum Salat Jumat dengan menyampaikan sebuah pertanyaan kepada para jamaah yang hadir di dalam masjid. Siapa saja yang tidak akan coblos Golkar dalam pemilu tahun ini, silahkan untuk angkat tangan. Semua jamaah pasti diam seribu bahasa. Barokallah Amien.
Rabu, 21 Agustus 24
Sabdasheh
Foto: Pos Kota, Kompas
Editor: Abdul Chalim
Oleh: Sheh Sulhawi Rubba