Notification

×

Iklan

Iklan

Status Super Semar Dan Super Duri Presiden Soeharto

| Agustus 14, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-08-15T02:24:26Z
Tegursapanews.com - Super duri:  Semua hal yang disebut tersirat adalah rahasia yang tersimpan di lubuk hati dan angan-angan seseorang di muka bumi. Dengan Itu duduk masalahnya tidak diketahui oleh fihak lain selain Tuhan Yang Maha Tahu. Termasuk prihal takdir Ilahi tentang kematian dan jodoh pasangan hidup umat manusia.

Ketika yang tersirat di dalam hati seseorang sudah berwujud seperti tulisan, lukisan dan lainnya baru disebut dengan istilah tersurat. Dengan Itu bisa diketahui fihak lain seperti rahasia tentang misteri kematian Nabi Isa al-Masih bin Maryam yang tertulis dalam ayat qauliah pada surat surat kitab suci al-Quran.

Rahasia Ilahi yang tersurat tercatat sebanyak 6.236 ayat yang terangkum dalam 114 surat dalam kitab suci al-Quran dari Surat al-Fatihah sampai ke Surat al-Nas. Dalam surat Al-Ikhlas dinyatakan, bahwa Dia berstatus Tunggal, Tidak beranak Pinak seperti umat manusia dan tidak pula dilahirkan seperti bayi.

Alkisah surat menyurat Raden Ajeng Kartini yang lahir di Jepara Jawa Tengah. Beliau berkirim surat ke para sahabatnya di negeri Kincir Angin Belanda tentang problem sosial di Tanah Jawa, seperti nasib kaum perempuan yang tertindas dan buta huruf. Kumpulan surat menyurat tersebut lalu diterbitkan pustakawan dalam sebuah buku yang berjudul, "Habis Gelap Terbitlah Terang".


Kemudian tahun lalu kita sempat bertemu karib kerabat yang lahir di dusun Simpang Agung Merapi Timur Lahat Sumsel, yaitu Pn Surtinah Nanguning di kota Malang Jawa Timur dan Pn Ningunah di Depok Jawa Barat. Selain itu kita sempat bertemu sahabat karib Pn Fatmawati Pesona yang masih sehat walafiat di Cilacap Jawa Tengah.

Kita sempat ngobrol dan guyonan sambil bernostalgia dengan mereka tentang beragam kisah masa lalu di kampung halaman pada tahun 1960 - 1970an. Salah satu hal yang terungkap tentang kasus perasaan senang lelaki terhadap perempuan yang ditulis di atas kertas yang disebut dengan surat menyurat.

Pada waktu itu hampir setiap bujang yang tandang ke rumah gadis di kampung, mereka membawa pulpen dan kertas untuk surat menyurat di ruang dapur rumah pada malam hari. Berbeda dengan masa sebelumnya, ketika bujang dan gadis masih berstatus buta huruf. Mereka yang ingin menyampaikan rasa senang yang tersirat di dalam hati disampaikan dalam bentuk ungkapan pantun yang sahut menyahut antara bujang dan gadis.

Demikian pula dalam kasus politik nasional, ketika terjadi peristiwa tragedi pembantaian para jenderal TNI di Lubang Buaya Jakarta Timur pada tanggal 30 September 1965 yang disebut Gestapu PKI. Ketika itu Presiden Soekarno pasti hatinya merasa kacau balau, sehingga beliau menulis Surat Perintah kepada Jenderal Soeharto pada tanggal 11 Maret 1966. Kasus tersebut dinamakan dengan Super Semar dalam catatan sejarah nasional bangsa Indonesia.

Kemudian setelah Presiden Soeharto terpilih lagi untuk yang ketujuh kali sebagai Presiden Indonesia pada 11 Maret 1998 dalam Sidang Umum MPR RI di Senayan Jakarta. Setelah beliau berkuasa selama 70 hari dalam usia 77 tahun, beliau menulis Surat Pernyataan Undur Diri. (Super Duri) sebagai presiden yang sudah berkuasa selama 32 tahun (1966 - 1998).

Dalam masalah surat menyurat, kita pernah berkirim surat kepada Si Lidah Pahit dan Si Mata Empat di ibukota Jakarta, antara lain ke Pn Siti Hardiyanti Rukmana (Mbak Tutut), Pn Megawati Soekarnoputri (Mbak Mega), Tn Jokowi, Tn Ma'ruf Amin, dan para ketua umum ormas Islam tentang Pancasila Islam Si Salim. Barokallah Amien 

Rabu, 14 Agustus 24 
Sabdasheh

Editor: Abdul Chalim

Oleh: Sheh Sulhawi Rubba
×
Berita Terbaru Update