Notification

×

Iklan

Iklan

Telusur Pondok Pesantren Bangkrut Di Belitung Timur

| Agustus 05, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-08-06T04:23:05Z
Tegursapanews.com - Pesantren:   Dalam upaya kita mewariskan Iman dalam Islam dan Ilmu Pengetahuan kepada anak cucu. Putra kedua Tn Zalfa Sulhawi sekolah di Ma'had al-Zaytun Indramayu Jawa Barat selama 6 tahun (2000-2006). Putra ketiga Tn Alam Sulhawi sekolah di Pontren Amanatul Ummah di Pacet Mojokerto Jawa Timur selama 3 tahun (2010-2013). Putri pertama Pn Qiqi Sulhawi kuliah di UINSA Surabaya selama 4 tahun (2004-2008). Sebelumnya, mereka belajar di SD Muhammadiyah 6 tahun Sidoarjo Jawa Timur dan TK Aisyiyah 2 tahun.

Selama ini kita pernah berkunjung ke beberapa Pondok Pesantren di Nusantara, kita pernah mampir di kantor pusat Pondok Pesantren Hidayatullah di Balikpapan Kalimantan Timur. Kemudian ke Pontren Tebuireng Jombang, Pontren Sidogiri Pasuruan, Pontren Gontor Darussalam di Ponorogo dan lainnya.

Bahkan kita pernah datang melihat lokasi Pontren di Belitung Timur yang bangkrut. Kita kagum terhadap cecita luhur karib kerabat kita di Simpang Agung Merapi Timur Lahat Sumsel Tn Syam'un yang berupaya merintis Pontren Ma'ruf al-Madani. Demikian pula putra sahabat karib kita Tn Syuaib mendirikan Ponpes Birrul Walidain di Pendopo Lintang Empat Lawang.

Dalam sejarah berdirinya puluhan pondok pesantren di Pulau Jawa pada zaman Hindia Belanda. Berawal dari beberapa orang santri yang ingin menimba ilmu pengetahuan agama di rumah kiai. Kemudian santri bertambah satu demi satu hingga ratusan dan ribuan orang dalam waktu sekian tahun. Atas dasar ide dan keikhlasan para wali santri untuk Sadakah Wakaf berdirilah bangunan yang disebut dengan Pondok buat para santri.

Namun berbeda dengan sejarah berdirinya Ma'had al-Zaytun yang digagas Syeikh AS Panji Gumilang pada tahun 1998 di Indramayu Jawa Barat. Beliau bangun pondok yang megah dulu baru mengumumkan menerima pendaftaran para santri. Pada tahun pertama syarat wajib bagi santri yang baru, harus bayar uang $ 1000 US. Pada saat itu nilai uang tersebut setara dengan nilai uang Rp 17 juta. Kemudian pada tahun ketiga dinaikkan menjadi $ 1.500 US.

Kita juga pernah mendengar kisah tentang Pondok Pesantren yang diributkan oleh ahli waris setelah ayah kandung mereka wafat. Pondok pesantren yang besar dengan santri ribuan orang, bisa dihitung berapa miliar uang yang berputar di yayasan pondok pesantren. Salah satu sumber uang dari sumbangan pemerintah, setiap santri dapat uang Bos sekitar Rp 250.000,-

Sahabat karib kita sejak kuliah di Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya pada tahun 1975 yang dikenal dengan panggilan Kiai Asep oleh anggota masyarakat. Sekarang beliau berstatus miliarder, suatu saat dia pernah bercerita tentang biaya kampanye mandiri yang dilakukan di Jawa Timur untuk kemenangan Cagub Pn Khafifah sebanyak Rp 10 miliar.

Alhamdulillah sampai saat ini baru tercatat nama Tn Firnando Akbar Dahrullah Surya, Tn Tegar Putra Zamzami Hamza, Tn Faiz Uzair Hamza dan Pn Icha Rudi Apriansyah Suparman selain Tn Alam Sulhawi yang jadi santri KH Asep Saifuddin Chalim di Pontren Amanatul Ummah. Mereka itu tetesan darah Puyang Haji Basri yang dimakamkan di Gedung Agung Merapi Lahat Sumsel. Barokallah Amien 

Senin 05 Agustus 24 
Sabdasheh

Editor: Abdul Chalim

Oleh: Sheh Sulhawi Rubba
×
Berita Terbaru Update