Xinjiang, Qinghai, Gansu, dan Ninxia, misalnya, sebagai wilayah yang berada di sepanjang jalur Sutra, kehidupan masyarakatnya mendapat pengaruh Islam dari pedagang-pedagang muslim dari Timur Tengah.
Puncak hubungan dagang antara orang Arab dan orang Cina terjadi pada masa Pemerintahan Khalifah Harun ar-Rasyid (786-809 M) atau pada masa Dinasti Tang (618-906 M).
Hal serupa dilakukan oleh pedagang Muslim yang masuk Cina melalui jalur Lada. Bandar kanton, Guangzhou, dan Yunnan merupakan kawasan utama yang pernah dikunjungi para pedagang Muslim di awal-awal masuknya Islam.
Di sana, selain melakukan transaksi, perdagangan, mereka pun memperkenalkan ajaran Islam kepada warga setempat.
Para pedagang Muslim turut menyiarkan Islam serta memperkenalkan etika dan praktek bisnis Islami yang mengutamakan kejujuran, transparansi, keadilan, serta kualitas pelayanan terbaik bagi pembeli kepada warga setempat.
Nilai-nilai tersebut sangat mengesankan bagi mereka sehingga orang-orang Cina senang melakukan transaksi jual beli dengan para pedagang muslim.
Berdagang bukanlah semata-mata media untuk menyiarkan Islam. Berdagang juga adalah cara untuk bertahan hidup dan mencari penghidupan ekonomi secara halal dan baik, sekaligus aktivitas untuk memperbanyak interaksi dengan penduduk atas dasar prinsip saling menguntungkan.
Dalam kondisi seperti itulah ajaran Islam di siarkan oleh para pedagang muslim sehingga berdagang dan berdakwah tetap seiring dan sejalan.
Bersambung.....
Kedinding Lor Surabaya, Sabtu - 21 - September - 2024
For further information call me: 0818 536 867
