Notification

×

Iklan

Iklan

3 (Tiga) KH. Mahfudh Salam. al-Hajaini (1900-1944) Mbah Mahfud, Kiai Sahal, Dan Fort Willem I

| September 04, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-09-05T06:10:51Z
Tegursapanews.com - Mbah Mahfud: "Beberapa kali orang Belanda datang ke rumah, dan di Terima dengan baik oleh bapak," ungkap Kiai Sahal, sebagaimana di kisahkan oleh Titik Nurul Jannah. 

Lalu, apa sebenarnya yang melatar belakangi diplomasi politik Mbah Mahfud dengan mendekati bahkan bekerjasama dengan pembesar Belanda? Tidak lain dan tidak bukan, adalah motivasi politik. 

Inilah strategi ala pesantren, yang mampu luwes dalam melihat gelombang politik kolonial dengan melihat dari dekat kekuatan lawan. 

Persis, ketika Gusdur mendekat Benny Moerdani untuk melihat dan meletakkan kekuatan politik Orde Baru, strategi intel-militer serta jaringan murid-murid pater beek yang bergerak pasca pristiwa 1965.

Kiai Wahab Chasbullah, mengingatkan: "kalau ingin keras, harus punya keris". Maksudnya, strategi politik yang canggih dengan melawan secara frontal atau melawan dengan lembut, harus dimulai dulu dengan mengukur kekuatan diri sendiri sekaligus memetakan kekuatan lawan. 

Inilah, yang sering di ungkap oleh arsitek militer dan pakar strategi tiongkok, Tsun Zu dalam karyanya The art of war, Sunzi bingfa. 

Dengan demikian, Kiai Mahfud berusaha 'mendekat' dengan pejabat Belanda, untuk mengetahui strategi, gerakan hingga kerja-kerja Intelien Belanda (PID, Politie, Inlichtingen Dienst dan RID, Regionale, Inlichtingen  Dienst) yang saat itu bergerak lincah. 

Bersambung..... 

Kedinding Lor Surabaya, Kamis - 5 - September - 2024

Abdul Chalim CEO Tegursapanews.com Sponsorship universal Institute of Professional Management (UIPM) 

E C O S O C

U I P M

For further information call me: 0818 536 867


×
Berita Terbaru Update